Dusta Yang Membawa Sengsara
Hari ini semua orang yang merasa dirinya adalah orang Indonesia ,ikut merayakan Hari Kemerdekaan RI ke 72. Dengan segala macam gaya dalam mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukur,bahwa kita sudah 72 tahun merdeka.
Tetapi ternyata masih ada beberapa orang yang tidak ikut merayakannya.Bahkan tidak tahu bahwa hari ini adalah tanggal 17 Agustus Bukan karena mengalami kepikunan atau lupa ingatan,melainkan karena ditimpa masalah bertubi tubi. Rupanya masalah datangnya tidak memilih hari dan tanggal..
Hp Berdering Tak Putusnya. Sementara Saya Lagi Mengemudi.
Siang tadi saya lagi mengendarai mobil ,didampingi istri saya .Seperti biasaya ,kami setiap hari ,tidak peduli hujan ,panas,maupun katanya ada badai, pasti keluar rumah untuk refreshing. Karena kalau duduk sepanjang hari dirumah,sudah jelas akan mendatangkan rasa jenuh. Mau menulis dari pagi hingga malam juga tidak baik untuk kesehatan mata. Mau berkebun dalam musim dingin,jelas cari penyakit sendiri.
Sedang berada di free way dan kendaraan melaju dengan kecepatan 90 -100 Km perjam. tiba tiba telpon dalam kantong jaket saya berdering berulang kali. Saya tidak mungkin mengambil HP sambil mengendarai kendaraan,apalagi dengan kecepatan 90-100 Km. Karena di free way,kalau kita jalan lambat,akan diklakson sebagai tegoran dari pengguna jalan lainnya,karena merasa menghambat lajunya kendaraan mereka
Apa boleh buat,saya terus melaju,sementara HP tidak henti hentinya berdering, Terputus sesaat,kemudian berdering lagi. Saya berpikir,kalau anak cucu kami, pasti tahu nomor HP istri saya dan mereka juga tahu,kalau siang hari ,umumnya saya lagi mengendarai kendaraan. Jadi ada dua kemungkinan yakin :'"salah sambung" atau dari orang yang tidak tahu nomor HP istri saya. Tapi saya tetap fokus pada kemudi dan tidak ingin terganggu kosentrasi dalam mengemudikan kendaraan, Apalagi di free way
Ada Yang Mau Bunuh Diri
Setelah tiba ditempat tujuan dan memarkir kendaraan,saya langsung menelpon kenomor yang tadi menelpon sewaktu saya mengemudi. Ternyata salah satu sahabat baik saya di Jakarta. Begitu saya ucapkan kata : "Halo" langsung disambut dengan suara sahabat saya yang kentara sekali sangat cemas . "Pak ,putra saya Franki mau bunuh diri, Ia nekat minum racun serangga, Kini dirumah sakit.Syukur menurut dokter masa kritis sudah dilalui.
Nyawanya dapat diselamatkan, Tapi kami kuatir ia akan mengulangi lagi perbuatan nekatnya. Masalahnya, Franki meminjamkan seluruh uang tabungannya kepada temannya ,tapi ternyata tidak dikembalikan. Dan temannya melarikan diri. Istrinya tidak percaya dan lari meninggalkan rumah,karena merasa dibohongi oleh suaminya.
Menurut istrinya,pernah menanyakan kepada suaminya,tapi dijawab semua uang sudah didepositokan. Dan istrinya tidak menanyakan lagi,karena yakin suaminya jujur.Tapi ternyata kejadian seperti ini, Gimana tuh pak ,jalan keluarnya?"
Saya terpana. Untuk sesaat tidak dapat saya menjawabnya .Kemudian baru saya mencoba memberikan beberapa alternatif,yang mungkin dapat diterapkan Pertama yang penting Franki diselamatkan dulu.
Mengenai istrinya ngambek dan mungkin lari dan pulang kerumah orang tuanya,untuk sementara dianggap aman.Karena bilamana seorang wanita merasa dibohongi oleh suaminya, walaupun memang benar,uang Franki dilarikan oleh sahabatnya, tapi memang kesalahan Franki,meminjamkan uang keluarga,tanpa berunding dengan istri. Secara tidak langsung .Franki sudah menyembunyikan sesuatu dari istrinya, Hal yang sesungguhnya tidak boleh terjadi didalam kehidupan berumah tangga.