Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Bila Tidak Mungkin Menimbun Jurang, Kita Bisa Membangun Jembatan

Diperbarui: 14 Juli 2017   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keterangan foto: kami berdua berbeda suku,asal muasal,budaya dan beda dalam cara menyembah Tuhan,tapi tidak ada halangan untuk menjaiin persahabatan/dokumentasi pribadi

"Perbedaan tidak harus menjadi penghalang untuk menjalin hubungan persahabatan. "hati  Kalimat yang sangat menyejukkan, tapi sesungguhnya untuk mengaplikannya dalam hidup,tidaklah semudah mengucapkannya. Karena yang menyebabkan perbedaan itu adalah karena ada sesuatu yang tidak menyambung. Ada :"gap",jarak atau bahkan mungkin saja jurang yang sudah sejak lama terbentuk,dalam sejarah hidup kita.Kalau tidak hati hati dalam melangkah,maka kemungkinan kita akan terperosok kedalam jurang yang dapat membahayakan diri.

Setiap kali menumpang Kereta Api ,maka ketika tiba di Stasiun ,selalu ada peringatan :"Please mind the gap" .Hati hati ada jarak yang memisahkan antara gerbong kereta api dan stasiun .Yang bilamana peringatan diabaikan dan kaki terperosok kedalamnya,maka sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi,bila justru pada saat itu ,kereta api bergerak maju.

Analogi sederhana inlah yang menjadi acuan,dalam melintasi jurang pemisah dalam hidup keseharian. Yang tidak jarang dijumpai,bukan hanya  sekedar :"gap" yang dapat dilalui dengan satu langkah saja,melainkan jurang pemisah yang lebar dan dalam. Akibat terjadinya erosi nilai nilai kemanusiaan ,yang mengikis tebing tebing kemuliaan manusia dan menciptakan jurang pemisah yang mengangga. Kita tidak mungkin menimbuni jurang yang beitu besar dan dalam.Yang dapat dilakukan adalah membangun jembatan,sehingga dapat mempertemukan orang orang yang terpisah,lantaran adanya jurang.

keterangan foto: bersama sahabat di Bandung/dokumentasi pribadi

Mengawali Dengan Diri Sendiri

Kalau ingin mengubah dunia,maka mulailah dari diri kita terlebih dulu (anonym). Tanpa melakukan hal ini,maka ucapan dan kata kata mutiara,tak lebih sekedar :"lips service" atau pemanis mulut

dokumentasi pribadi

Langkah langkah yang harus dijalani adalah:
  • jangan menengok perbedaan,tapi fokuslah pada persamaan
  • jangan mencari kesalahan orang,tapi lakukanlah introspeksi diri
  • jangan menuntut untuk dihargai,tapi mulailah menghargai orang lain
  • jangan hanya ingin didengarkan,tapi jadilah pendengar yang baik
  • hargailah setiap orang yang ada dihadapan kita,siapapun adanya

Hal inilah yang sudah kami coba mengaplikasikannya ,selama belasan tahun berkeliling Indonesia,yakni berusaha untuk membangun jembatan persahabatan. Yang inti dari kesemuanya adalah rendah hati dan  ikhlas,sertajangan pernah ada niat lain yang terselubung. Berbicaralah selalu dengan hati,maka orang akan mendengarkannya dengan hati.

Tulisan ini bukan episode pencitraan diri, melainkan semata berbagi kisah hidup,bagaimana sebagai salah seorang dari 245 juta orang Indonesia yang mencoba ikut berperan serta membangun jembatan persahabatan.

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline