Perjalanan hidup seseorang,memang tidak dapat dimatematikakan. Secara teori,seharusnya orang yang berlaku jujur,akan mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.Tapi dalam kehidupan yang sesungguhnya,tidak selalu kejujuran menjadi pembuka jalan untuk melangkah maju. Setidaknya hal ini terjadi pada Laila,gadis yang berusia 25 tahun,lulusan sarjana ekonomi. Malahan kejujurannya telah menghentikan langkahnya menuju ke gerbang pernikahan.
Kami kenal baik dengan keluarga Laila,bukan hanya sekedar sebagai sahabat,tapi sudah merupakan satu keluarga.Walaupun kami berbeda suku dan cara mengabdi kepada Tuhan,namun tidak ada halangan yang dapat merintangi hubungan persahabatan kami. Entah mengapa,sejak dulu,Laila senang memanggil saya dengan sebutan :"ayahanda" dan memanggil istri saya :"bunda',padahal kedua orang tuanya ada dan masih jauh lebih muda dibandingkan usia kami.
Tapi tentu saja kami tidak tega melarangnya ,karena Laila senang dengan panggilan itu. Mungkin karena kedua orang tuanya sibuk ,berangkat pagi ke kantor dan baru pulang malam hari. Sementara Laila pada waktu itu sibuk menyelesaikan studinya,disalah satu universitas negeri.
Hubungan persahabatan kami,berlangsung sejak tahun 1999 dan terus berlanjut. Hingga Laila lulus dan kemudian diterima bekerja di salah satu bank pemerintah.Namun masih dalam masa percobaan
Rencana Menikah
Suatu waktu,Laila menceritakan bahwa ia dan pacarnya sedang merencanakan pernikahan mereka dan hal ini sudah disetujui oleh orang tua kedua belah pihak. Tapi ada suatu hal yang sangat mengganjal hati dan pikirannya,yakni penyakit yang dideritanya. Laila bertanya :"Menurut pendapat ayahanda,apakah hal ini saya diamkan atau sebaiknya saya ceritakan apa adanya?"
Saya tidak langsung menjawab,karena agak kaget,ternyata selama mereka pacaran,Laila belum memberitahukan ,bahwa ia menderita lupus. Maka saya memberikan masukan kepada Laila.yakni,kalau tidak diberitahukan,maka akibatnya setelah menikah,calon suaminya akan merasa dibohongi.Tentu akan mengakibatkan terjadinya masalah bagi hubungan mereka sebagai suami istri kelak.
Karena itu saya menyarankan,sebaiknya Laila memberitahukan apa adanya,sekalian sebagai test kepribadian terhadap calon suaminya. Apakah ia sungguh sungguh mencintai Laila,maka penyakit yang diderita oleh Laila,tidak akan sampai memutuskan hubungan mereka. Tapi keputusannya,tentu ditangan Laila
Calon Suami Memutuskan Hubungan
Laila memutuskan untuk memberitahukan kepada calon suaminya,tentang penyakit lupus yang dideritanya.Menurut Laila,pada awalnya calon suaminya terkejut,tapi kemudian mengatakan :"Ya tidak apa apa,rencana pernikahan tetap dilanjutkan'.Tentu saja hal ini sangat membesarkan hati Laila.ia lega,karena sudah tidak lagi menyimpan beban dalam hatinya dan bersyukur bahwa laki laki yang dicintainya,ternyata mau menerima dirinya ,apa adanya.
Namun dua minggu kemudian,Laila dengan menangis menceritakan bahwa calon suaminya ,sudah memutuskan hubungan dan rencana pernikahan mereka dibatalkan,karena kedua orang tua calon suaminya tidak setuju.