Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Waspada Agar Jangan Terjebak Petatah Petitih

Diperbarui: 10 Juni 2017   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : depositphotos


Waspada Agar Jangan Terjebak  Petatah Petitih

Petatah petitih itu maksudnya baik,yakni agar kita gampang mengingat sesuatu yang wajib dilakukan dan mana yang jangan dilakukan.Semisalnya :" Bagaikan kacang lupa kulitnya" ,yakni mengingatkan kita, agar budi baik seseorang terhadap diri kita  dan keluarga ,jangan sampai dilupakan. Contoh lain:" Jangan karena nila setitik,rusak susu sebelanga",yang maksudnya mengingatkan kita,agar selalu berhati hati dalam berbicara dan bertindak.Karena kesalahan sekecil apapun,dapat menyebabkan apa yang telah dilakukan selama ini,menjadi ternoda.

Akan tetapi,tentu tidak semua petatah petitih kita telan begitu saja. Perlu secara arif dan bijak ,mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi.  Kata kata bijak atau petatah petitih,tujuannya sebagai pengingat bagi ,agar jangan sampai kita melupakan,mana yang wajib dan mana yang jangan sampai dilakukan. Jadi tidak ditelan mentah mentah,tanpa di cermati ,apakah memang sudah sesuai dengan hati nurani kita?

Dimana Bumi Dipijak,Disana Langit Dijunjung

Siang ini,saya mendapatkan pesan lagi via WA dari teman sesama dari Jakarta,yang sudah lama domisili di Perth.  Kami belum lama kenal dengan Pak Tony,hanya sempat dua kali ngopi bareng . Sejak kami kenal pertama, pak Tony sudah mengajak kami untuk ikut pesta dansa. Tapi dengan halus kami menolak,karena ada banyak acara yang sudah terjadwal. Belakangan ketika diajak lagi,saya berterus terang,bahwa kami tidak ikut dalam kegiatan dansa . Kalau kegiatan sosial , pertermuan komunitas sesama orang Indonesia, kalau di Wollongong,kami selalu ikut. Tapi kalau di Perth,memang belum pernah kami ikut,karena waktunya bertepatan dengan jadwal kami tidak berada di Perth.

Nah,karena siang tadi,kembali kami diajak untuk bergabung dalam pesta dansa para senior citizen, maka saya berterus terang bahwa kami tidak suka ikut dalam kegiatan dansa .Kalau ada kegiatan main bowling atau rekreasi bersama sama,kami dengan senang hati akan ikut. Karena kalau di New South Wales,kami sudah biasa ikut berbagai kegiatan sosial disana.Bukan sebatas dalam lingkungan komunitas Indonesia,tapi juga dalam berbagai pertemuan yang bersifat multikultural.

Jawaban yang saya terima adalah :" Aduh pak Effendi, kita sudah sama sama tua,apa sih salahnya ikut berdansa? Kan ada pepatah :" Dimana bumi dipijak,disana langit dijunjung? hehehe"

"Terima kasih pak Tony, tapi saya tidak mau menelan mentah mentah,petatah petitih . Maaf ya.silakan Pak Tony dan istri saja yang kepesta,kami tidak ikut" jawab saya serius

Sepotong Renungan Diri

Mungkin saja maksud teman saya ,pak Tony adalah baik. Ingin agar saya dan istri,ikut menikmati pesta dansa bersama sama,agar tidak bosan berada dirumah. Tapi tentu saja kami memiliki prinsip prinsip hidup ,yang selalu kami pegang teguh,hingga sama sama menua.

Kendati kami berdua sudah jadi Opa dan Oma, saya tidak akan pernah membiarkan istri saya dipeluk peluk laki laki lain, walaupun  dalam acara pesta dansa. Mungkin terkesan kuno dan kolot,tapi boleh dong ,setiap orang memiliki prinsip hidupnya masing masing. Kalau mungkin ,ada yang berpendapat "sudah bau tanah" masih cemburu juga,saya menerima ,memang seperti itulah diri saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline