Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Akibat Keenakan Gesek Menggesek, Orang Bisa Lupa Diri

Diperbarui: 28 Mei 2017   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akibat Keenakan  Gesek Mengesek,Orang Bisa Lupa Diri

Bagi sebagian orang,termasuk orang yang secara umum dinilai dari kalangan intelektual, ternyata masih cukup banyak yang berpikir,bahwa mendapatkan Kartu Kredit Premium atau Gold,adalah sebuah prestise. Karena ada begitu banyak orang yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan Kartu Kredit,namun ditolak,sementara yang tidak pernah mengajukan permohonan,malahan disodor sodorkan Kartu Kredit.Bahkan tidak kepalang tanggung,langsung Gold atau malahan Premium. Rasanya bangga benar ,kalau di restoran atau di Excecutive Lounge di Bandara, bisa masuk dengan gagah dan mengeluarkan dompet yang penuh berisi Kredit Card.

Saya bukan sekali dua menyaksikan sendiri,ketika sama sama berada dalam antrian untuk masuk ke Excecutive Lounge. Dengan suara yang agak dikeraskan, seorang pria berkata dengan nada tinggi:" Mbak mau kartu Kredit apa ? Ini ada BCA,Mandiri,BNI ,Citi Bank,yang semuanya  Premium.Dan ketika banyak mata memandang terkagum kagum, wajah pria ini menjadi sumringah,menunjukkan hatinya lagi berbunga bunga. Karena menyaksikan  ada banyak pasangan mata,yang memandangnya. Padahal belum tentu orang memandang ,karena kagum,malahan bisa jadi,karena kasihan menengoknya,kayak anak kecil mendapatkan mainan.

Kebanggaan Semu

Padahal sesungguhnya,mendapatkan Kartu Kredit,bukan hanya semata karena dipercayai dan dianggap sosok yang bonafide,melainkan disertai dengan beban tanggung jawab ,untuk menyelesaikan, setiap gesekan.  Layanan fasilitas masuk untuk menikmati ruang Excecutive Lounge adalah bagian dari trik bisnis,agar orang tertarik dan terpancing,untuk memiliki Kartu Kredit.

Karena dengan adanya Kartu Kredti di dompet,maka akhirnya akan tergoda untuk membeli barang barang yang sesungguhnya tidak diperlukan. Gaya hidup hemat,sudah mulai ditinggalkan dan beralih menjadi  gaya hidup yang konsumtif.

Memiliki Kartu Kredit,tentu tidak ada salahnya, bila tahu mengontrol diri. Karena bisa jadi karena kondisi ekonomi yang belum stabil,in case of emergency, maka Kartu Kredit,dapat dimanfaatkan. Namun  mengoleksi semua Kartu Kredit,hanya untuk dijadikan bagian dari upaya mendapatkan personal branded,sesungguhnya sudah salah kaprah. Karena semakin banyak Kartu Kredit di dompet,maka semakin dalam kita melangkah masuk kedalam jurang.

Kartu Kredit Bukan Hadiah dari Sinterklas

Kartu Kredit bukanlah hadiah dari Sinterklas,yang dapat digunakan semaunya dan kemudian selesai.  Karena sekali terjerat oleh lingkaran setan,yakni :" gali lubang dan tutup lubang" maka sangat sulit untuk mengunting lingkaran ini,karena sudah terbelit terlalu jauh.

Karena itu, sedini mungkin ,perlu dicermati,untuk membatasi diri,menggunakan Kartu Kredit, in case of emergency saja. Kalau bisa bayar tunai,mengapa harus berhutang?

Kartu Saving adalah Kebanggaan  Sejati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline