Mungkin setiap orang dalam perjalanan hidupnya,pernah menghadapi bahaya. Bahkan mungkin juga bukan hanya pernah, tapi berkali kali. Saya katakan "mungkin" karena belum ada penelitian yang mengatakan bahwa semua orang, pernah menghadapi bahaya dalam hidupnya.
Sikap setiap orang,pasti akan berbeda, dalam merespon setiap kejadian yang mengancam keselamatan jiwanya. Ketika suatu waktu,pesawat Merpati ,yang masih menggunakan baling baling, tiba tiba entah karena apa,sebelah baling balingnya tidak berkerja.Sehingga tubuh pesawat berkali kali mengalami goncangan. Diantara penumpang,ada yang berteriak histeris dan menangis,ada yang berdoa dan ada yang langsung pingsan karena kecemasan.
Apakah kami berdua tidak takut mati? Kalau bilang tidak takut mati,ya bohonglah,, Tapi kami tetap tenang dan berdoa dalam hati,semoga Tuhan menyelamatkan kami semuanya. Karena berteriak teriak histeris,hanya akan menguras energi dan membuat semua orang menjadi panik.Bersyukur,akhirnya pesawat mendarat darurat dengan selamat di Bandara jayapura.
Contoh Lain
Beberapa bulan lalu, ketika kami naik bus yang khusus membawa para senior citizen untuk berekreasi,dipersimpangan jalan,tiba tiba ada anak yang entah karena apa berlari kencang persis di depan bus yang sendang berbelok. Supir bus yang adalah seorang wanita,menginjak rem dan membanting stir,untuk menghindari ,jangan sampai menabrai anak tersebut,. Tetapi akibatnya, sebelah roda bus naik keatas pembatas jalan yang cukup tinggi. Badan bus bergoyang goyang,seakan akan mau roboh. Sebagian dari penumpang ada yang panik dan berteriak teriak:" Oh my God...oh my God" dan ada juga yang berteriak histeris ,tanpa jelas apa yang diteriakkan.
Kejadian ini,hanya berlangsung beberapa detik dan bersyukur,supir tidak panik dan dapat mengendalikan kemudi dengan baik,walaupun badan bus,agak terhempas ketika rodanya diturunkan dari batas jalan. Semuanya selamat,namun beberapa diantaranya, sesak nafas dan lemas,sehingga harus dijemput ambulance.
Dijalan Toll Ban Tiba Tiba Kempis
Pulang dari Bandung,ketika melewati jalan toll menuju ke jakarta,entah karena apa,tiba tiba kendaraan yang saya larikan dengan kecepatan 100 Km perjam,berjalan oleh,karena salah satu bannya kempis. Saya lagi berada dijalur kedua,sehingga tidak bisa tiba membanting stir secara serta merta ke pinggir jalan. Sementara dari kaca spion,saya lirik dibelakang kendaraan yang kami kendarai,ada bus yang juga berlari kencang Sehingga kalau tiba tiba saya mengerem kendaraan,akan sangat berbahaya ditabraik bus.Ada waktu dua tiga detik untuk mengambil keputusan,maka saya nyalakan lampu sign kiri dan membelokkan secepatnya kendaraan kepinggir jalan. Bersyukur ,kami selamat.
Ternyata ban tergilas pecahan besi yang tajam,sehingga sobek,sehingga langsung kempis dan kendaraan berjalan zigzag. Syukur ada ban serap dan kelengkapan untuk mengganti ban. Karena sudah terlatih sejak dulu,maka dalam waktu 15 menit,ban sudah diganti dengan ban serap.
Rem Kendaraan Blong
Hal ini sudah tiga kali saya alami dalam perjalanan hidup .Pertama dalam perjalanan darat dari Padang ke Pekanbaru .Kedua kalinya adalah dalam perjalanan dari Padang menuju ke Jakarta. Dan ketiga kalinya dalam perjalanan dari Bukittinggi ke Padang. Tiba tiba rem blong. Saya mencoba memompa ,dengan jalan menginjak pedal rem berulang kali,tapi kendaraan terus meluncur dengan kencang, Hanya ada waktu dua tiga detik untuk bereaksi dengan cara lain. Maka rem tangan saya tarik sekuat kuatnya dan dalam waktu hampir bersamaan,persneiling saya paksakan masuk kepersneiling satu .