Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Tengoklah ke Bawah, Jangan ke Atas!

Diperbarui: 16 April 2017   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tengok Kebawah ,Jangan Keatas!

Kalimat singkat ini memiliki makna mendalam. Dalam keartian sesungguhnya, berjalan dengan pandangan mata kebawah,akan mencegah kita terjatuh. Karena bila  berjalan, sambil hidung mendongak keatas dan mata tidak memperhatikan jalan, maka kemungkinan besar ,akan tersandung krikil dan jatuh.

Berjalan dengan dagu terangkat keatas, secara tidak langsung akan menimbulkan rasa antipati atas diri kita,karena sikap ini adalah mengimplementasikan  keangkuhan diri.

Tetapi sesungguhnya,ada pesan mendalam yang tersirat,yakni dalam perjalanan hidup,tengoklah kehidupan orang orang yang jauh berada dibawah kondisi kita.Bahkan ada jutaan orang yang kurang beruntung,karena hidup dengan anggota tubuh tidak lengkap. Baik karena terlahir seperti itu,maupun yang dalam perjalanan hidupnya mengalami petaka dan menjadi penyandang cacat dan disebut difabel.

Lebih jauh, dengan menengok kebawah,mata hati kita akan terbuka dan kesadaran diri kita akan tergugah,bahwa ternyata ada begitu banyak orang yang hidupnya,jauh lebih menderita ketimbang diri kita. Dibandingkan dengan derita yang mereka alami, maka penderitaan kita menjadi tidak ada apa apanya.

Menengok kebawah,akan melambungkan rasa syukur kita,bahwa hidup kita, walaupun jauh dari berkecukupan,namun dapat hidup dengan layak,Ada tempat untuk berteduh dari hujan dan bernaung dikala teriknya sinar mentari, Sementara ada banyak orang yang harus hidup dibawah atap,yang terbuat dari kardus bekas  dan makan apa saja.

Mencairkan Hati Kita yang Membeku

Mungkin saking merasa kita paling malang dan paling menderita,secara tanpa sadar menyeret kita menjadi manusia yang apatis.Bersikap masa bodoh terhadap kehidupan yang berkembang disekeliling kita. Karena yang ada dalam pikiran dan hati kita,adalah bahwa diri kita atau keluarga kitalah yang paling malang

Dengan menyaksikan kehidupan orang yang hidup dibawah kolong jembatan atau yang berkamarkan kardus bekas,kita baru menyadari,bahwa hidup kita masih jauh lebih baik. Kami sudah mengalaminya selama tujuh tahun lamanya dan baru sadar diri ,setelah berkunjung kepanti orang orang cacat.

Untuk Mengubah Sikap Mental, Tidak Perlu Ikut Kelas Motivator

Untuk mengubah sikap mental, tidak perlu bayar mahal mahal hanya untuk ikut kelas motivator. Cukup dengan menerapkan pedoman sederhana yakni : "Look down,don't up!" Tengoklah kebawah, jangan keatas, maka sikap mental kita akan berubah. Tidak yakin? Cobalah pratikkan,pasti berhasil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline