Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Mengutuk Feodalisme, tapi Praktiknya Masih Kental dalam Keseharian

Diperbarui: 4 April 2017   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengutuk Feodalisme,Tapi Praktiknya  Masih Kental Dalam Keseharian

Sebagai bangsa Indonesia, kita semua sudah sejak lama mengutuk feodalisme.Baik yang masih dalam kemasan asli,maupun yang sudah dimodifikasi dan berevolusi  dalam bentuk dan warna yang berbeda. Orang berlaku  atau pura pura tidak tahu,bahwa sesungguhnya praktik feodalisme masih sangat kental dipraktikkan dalam ke seharian.

Untuk menemukan bukti bukti hidup,tidak perlu melakukan searching atau berselancar di google . Cukup menengok ke kiri dan kekanan atau jangan jangan hal itu terjadi juga dalam rumah tangga kita.

Atau tengok di kantor dimana kita bekerja. Ada nggak O.B atau Office Boy yang diajak duduk makan bersama Boss? Atau adakah O.B yang begitu nekad,sehingga berani mengajak Boss minum kopi bareng di cafe? Kalau Boss dengan Sekretaris duduk makan bareng,sudah merupakan hal yang biasa.Apalagi bila Sekretarisnya cantik dan Bossnya ganteng,Tetapi dalam kondisi yang normal,selalu ada jarak,antara majikan dan karyawan. Selalu ada sekat antara Nyonya Rumah dan Penmbantu Rumah Tangga. Yang walaupun belakangan ini,berusaha di angkat angkat atatu "dinaikkan pangkatnya" menjadi Asisten Rumah Tangga,tetap saja tidak ,mengubah posisi mereka dalam kehidupan nyata

Kalau ada pembantu rumah tangga atau sopir pribadi yang nekad mengajak Boss minum kopi atau sarapan pagi bareng di warung,mungkin keningnya langsung diperiksa,jangan jangan demam tinggi ,hingga mengigau atau kesurupan.Atau Boss akan bertanya :" Opo Kowe waras? "

Masih Manggil "Tuan dan Nyonya" ? Apa Saja Kata Dunia!

Kemarin kami bertamu dirumah teman. Sementara menunggu teman kami yang lagi ganti pakaian, Pembantu Rumah Tangganya keluar dan menyapa:" Maaf,Tuan dan Nyonya.mau di buatkan minuman ? Kopi atau teh?"dengan sikap tubuh setengah berjongkok. Kalau sekedar membungkukan tubuh,sebagai rasa hormat ketika berbicara dengan orang yang jauh lebih tua,tentu adalah hal yang sangat wajar. Tapi berjongkok dihadapan majikan atau teman majikan,membuat hati kita jadi sangat miris.

"Terima kasiih mbak,panggil saja kami,Opa dan Opa ya,nggak usah panggil Tuan dan Nyonya,kita sama sama orang Indonesia" ,kata saya kepada si mbak,yang bengong mendengarkannya.

Serasa kembali ke zaman Belanda.Tapi saya amat yakin,bukan hanya kebetulsan dirumah teman kami,tapi juga masih terus berlangsung dibanyak bidang kehidupan. Para Pembantu Rumah Tangga,yang dibujuk bujuk dengan istilah Asisten Rumah Tangga.tetap saja bersikap sebagai orang bawahan dan Boss.

Ada Pemisah Antara Boss dengan Pekerja Rendahan

Kemanapun kita -pergi di Wilayah Indonesia,selalu ada jarak atau sekat antara orang yang dianggap Boss dengan Pekerja Rendahan ,seperti :

  • Pembantu Rumah Tangga
  • Sopir Pribadi
  • Tukang Kebun
  • Ofice Boy
  • Cleaning Service
  • Tukang Batu
  • Tukang kayu
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline