Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Hukum Sebab dan Akibat

Diperbarui: 15 Maret 2017   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hukum Sebab dan Akibat 

Hukum sebab akibat,mungkin sudah dianggap kuno ,tapi sesungguhnya ,masih tetap up to date untuk disimak dan dijadikan renungan diri. Karena selama kita masih hidup,akan selalu berhadapan dengan hukum alam ini,yakni sebab dan akibat. 

Sesungguhnya untuk dapat memahamninya, tidaklah membutuhkan kecerdasan khusus,. Karena sangat sederhana untuk dimengerti. Akan tetapi karena manusia sudah terbiasa,menghargai sesuatu yang rumit rumit, sehingga secara tanpa sadar,menganggap bahwa semua yang mudah itu tidak bernilai .Sebab dianggap tidak bernilai,akibatnya dilupakan.

Sebab Pikiran kita menampung dan menyimpan data data negatif dari lingkungan kita,maka akibatnya mempengaruhi sikap mental. Sikap mental berubah,akibatnya prilaku kita juga akan mengalami perubahan kearah negatif, Mengapa Demikian? Semakin banyak pikiran negatif dibiarkan mengendap dalam diri kita,maka sadar ataupun tidak energi kita akan terkuras terus menerus. 

Pikiran negatif mempengaruhi bukan hanya pikiran kita,tapi juga mempengaruhi perasaan hati. Maka segala tindak tanduk kita menjadi tidak lagi seimbang. Cenderung berpikiran negatif, gampang curiga, menjadi was was sepanjang hidup.merasakan seakan diri selalu dalam marabahaya.

Hal inilah yang menyebabkan cukup banyak orang,yang tadinya ceria dan cekatan dalam bertindak, berubah menjadi pemurung ,peragu dan cenderung merasa dirinya selalu terancam. Kondisi ini,akan semakin mempersempit ruang geraknya, karena zona keamana dan kenyaman hidupnya selalu berada tekanan yang disebabkan oleh faktor internal,yakni hasil olah dari pikirannya sendiri. 

Langkah langkah Untuk Memutuskan Lingkaran Setan

Buanglah semua pikiran pikiran negatif,yang merupakan sampah sampah bathin.Bayangkan rumah kita selalu dibersihkan .Setiap ruang disapu dan barang barang yang dianggap tidak berguna dan hanya menumpuk di sudut rumah,kita buang. 

Maka ,seperti juga halnya dengan rumah,maka pikiran dan batihn kita juga perlu selalu dibersihkan dari sampah sampah bathn,dalam bentuk : kecurigaan iri hati kebencian keangkuhan diri Caranya adalah dengan membuka diri untuk menerima saran dan masukan yang positif Membuka diri untuk mau belajar dari setiap kejadian dalam hdiup . 

Memahami,bahwa sesungguhnya setiap orang dapat belajar dari siapa saja,termasuk yang mungkin dianggap orang kecil .Karena setiap orang,pasti memiliki suatu kelebihan dalam hal hal tertentu ,dibandingkan diri kita, Jangan lupa,tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Bahkan seorang yang bergelar professor,sesungguhnya hanya ahli di bidang yang ditekuninya, tapi ada banyak hal yang tidak diketahuinya.

Hanya satu hal yang diperlukan untuk mau belajar ,yakni kerendahan hati.Rendah hati,tidak akan mengurangi apapun dari diri kita. Yang kaya tetap kaya ,yang pintar akan tetap pintar.Rendah hati tidak sama dengan merendahkan diri, 

Semoga tulisan ini ada manfaatnya,

Kualalumpur,15 Maret,2017

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline