Menolong Orang Belum Tentu Diterima Baik, Tapi Jangan Kapok
Menolong orang tentunya butuh keikhlasan dalam diri kita. Tanpa ada maksud terselubung dibelakang dan juga tanpa menengok siapa orangnya. Karena membantu orang dengan mengharapkan imbalan sudah menistakan pertolongan yang diberikan. Menolong orang tentu saja sesuai kemampuan diri, Bisa dalam bentuk materi dan tidak jarang dalam bentuk upaya dan tindakan ataupun sekaligus kedua duanya.
Tidak Selalu Diterima Baik
Tetapi walaupun sudah melakukan introspeksi diri bahwa kita membantu orang tanpa mengharapkan balasan dalam bentuk apapun, ternyata dalam keseharian belum tentu niat baik itu akan diterima. Mungkin setiap orang sudah pernah mengalaminya walaupun versi dan iramanya berbeda. Yang intinya adalah tidak selalu niat baik ,diterima oleh semua orang juga secara baik.
Niat Membantu, Malah Dimarahin
Suatu waktu, ada wanita hamil yang terpeleset dan hampir jatuh di tanggga. Secara refleks saya pegang tangannya untuk mencegah agar jangan sampai terguling di tangga. Tapi tiba-tiba dalam hitungan detik ada suara laki-laki yang sangat berang "Hei-hei, main pegang pegang istri orang sembarangan!" Nah, bayangkan, maksud hati mau menyelamatkan orang malah dipermalukan. Padahal disisi saya ada istri saya.
Menolong Orang, Hampir Digebukin
Mungkin sudah pernah saya ceritakan bahwa pernah dua kali hampir di gebukin orang karena menolong orang yang kecelakaan. Karena dikira saya yang menabrak, padahal pelakunya melarikan diri dan saya hentikan kendaraan saya untuk menolong membawanya ke rumah sakit.
"Orang kaya memang begini, Main tabrak saja" dan dalam hitungan detik, belasan orang sudah mengelilingi dan siap menghabisi saya. Syukur ada tentangga korban yang menengok dan menjelaskan, bahwa saya justru mau menolong. Terus tanpa minta maaf, semua pergi diam-diam dan sama sekali tidak berusaha membantu korban yang berlumuran darah.
Sepotong Kisah Lain
Bagi bagi buku. Salah satu hobbi saya adalah bagi-bagi buku. Mungkin sudah lebih dari 200 buku yang saya bagikan. Rata-rata menerima dengan senang hati, walaupun ada yang menolak "Buku? Ah, nggak usah pak Tjip, di rumah saya banyak buku, nggak sempat baca" Atau "Aduh, nggak usah Pak, kasih saja ke orang lain, saya tidak suka baca buku". Tapi mungkin saja ,maksudnya baik,walaupun sejujurnya saya tersinggung. Mungkin karena sudah Opa, jadi baper yaa?