Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Budaya Syukuran Jelang Imlek, Sudah Hampir Punah

Diperbarui: 23 Januari 2017   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.antarasumbar.com

Budaya Syukuran Jelang Imlek,Sudah Hampir Punah Ditelan Zaman

Sehari menjelang Tahun Baru Imlek,merupakan hari khusus untuk acara syukuran keluarga. Bagi yang kondisi ekonomi pas pasan,maka acara syukuran cukup dengan mempersembahkan buah buahan yang dibalut dengan kertas berwarna merah .Kemudian menjelang tengah malam, di nyalakan lilin berwarna merah. Setiap anggota keluarga,tampil di depan altar (meja sembahyang) dan mengucapkan rasa syukurnya. Atas segala anugerah yang telah diperoleh sepanjang tahun.Baik berupa kesehatan sembuh dari sakit, melahirkan anak dan karunia lainnya.

Sementara yang mendapatkan hokki lumayan, mempersembahkan kambing dan babi bulat,serta buahan untuk dipersembahkan.sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan

Foto pernikahan ponakan cucu,yang kami hadiri di Payahkumbuh ,tahun lalu, masih melangsungkan pernikahan dengan adat Tionghoa, Suatu hal yang kini,sudah amat jarang ditemui, Umumnya,generasi muda ,melangsungkan pernikahan dengan meniru gaya pernikahan barat. /fofo.koleksi pribadi

Uniknya

Uniknya adalah buahan ,berupa tebu ,jeruk dan buahan,harus langsung dibeli dikebunnya dan masih dalam kondisi ,bertangkai dan berdaun.Tidak boleh dilangkahi. Bila sudah dilangkahi,maka tidak sah lagi sebagai persembahan kepada Thien (Langit -Tuhan). Tebu harus sepasang dan dicabut bersama akar akarnya dan berdaun lengkap. Di tempatkan dikiri dan kanan ,meja sembahyang ,dengan diikat ,menggunakan pita berwarna merah.

Tidak Boleh Ditawar

ketilka membeli tebu, Jeruk Bali dan buah Srikaya atau Jambu,pantangannya adalah selain tidak boleh dilangkahi ,baik oleh manusia ,maupun hewan, juga tidak boleh ditawar. Jadi kalau ditanya berapa harganya,kalau mau beli ya  dibeli atau cari yang lain,bila dianggap terlalu mahal.

Saya termasuk ,satu satunya orang yang menjual tebu dan buahan di daerah kami di Pulau karam. Karena memang sengaja kami menanam tebu dan pohon buah Srikaya,serta jeruk Bali ,yang ditanam oleh kakek kami. Khusus sehari sebelum Tahun Baru Imlek,adalah masa Panen Raya.Saking larisnya,bahkan tebu yang tingginya baru semeteran sudah dibeli orang.

Namun, sebagai Penjual,juga ada tata kramanya,yakni ,tidak boleh menjual dengan harga terlalu mahal,karena tidak akan  menjadi berkat bagi keluarga

Keluarga Harus Begadang

Malam jelang Tahun Baru Imlek ini,dinamakan "Tahun Baru Kecil'.Tidak boleh ada yang menyapu rumah,karena menurut tradisi,akan tersapu semua rejeki. Kemudian seluruh anak mantu cucu, tidak boleh tidur pada malam itu,dalam upaya mendoakan kedua orang tua,agar berusia panjang.

Momentum ini,merupakan kesempatan emas bagi seluruh anggota keluarga,baik yang masih tinggal satu atap,maupun yang sudah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri untuk datang dan berkumpul bersama sama. Makan malam bersama dan sekaligus saling memaafkan, antar sesama anggota keluarga, menyongsong Tahun Baru Imlek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline