Jangan Nodai Anak Kita Dengan Kemarahan
Kalau lagi ada waktu lowong,daripada duduk bengong dirumah,alangkah eloknya bila di manfaatkan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Entah itu untuk diri sendiri,maupun hal yang mungkin tidak hanya sebatas bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga untuk orang banyak. Salah satunya adalah dengan menuliskan ,artikel yang setidaknya bernafaskan:
- informasi
- inspirasi
- motivasi
Syukur-syukur tulisan kita mengandung unsur tersebut. Nah, untuk menulis tentu saja disamping menulis pengalaman diri, tak kalah pentingnya adalah mendapatkan input-input baru. Karena, kalau yang ditulis cuma itu itu melulu jangankan membaca, menengok tulisan kita saja bisa membuat orang mual. Karena kalau menulis tentang keberhasilan kita, maka terkesan seakan pamer pencapaian. Kalau menulis tentang kemiskinan dan kemelaratan yang pernah dialami, maka kesan negatif adalah cari simpati. Karena pengulangan tulisan yang sama akan menciptakan image negatif, seakan penulisnya mencari popularitas diri.
Kembali Ketopik
Membaca di perpustaan tidak bayar. Saya kira di Indonesia juga nggak bayar yaa? Buku-buku sangat banyak, tinggal mengitari ruangan dan memilih. Salah satu buku yang pernah saya baca dan menurut saya sangat menarik,bermanfaat, dan inspiratif adalah buku-buku karya tulis dari Lise Liot.
Tapi ini bukan resensi buku. Karena jujur saya tak paham bagaimana menulis resensi buku. Sungguh. Jadi tulisan ini maksudnya bukan keluar dari otak atau pengalaman hidup pribadi, melainkan hasil dari baca-baca buku dari Prof.Lise Liot ini. Walaupun saya sudah jadi penduduk Australia dan tinggal disini selama lebih dari 10 tahun dan mantu kami adalah David Parkes, orang Australia asal Inggris, tapi bahasa Inggris saya hanya pas pasan. Kalau saya kasih nilai, yaa angka 6.gitu. Buku Lise, banyak antara lain :
How the Brain and Mind Develop in the First Five Years of Life (Bantam, 2000) Pink Brain, Blue Brain: How Small Differences Grow Into Troublesome .What's Going on in There?
Jangan Menjadii Silent Killer Terhadap Anak Sendiri
Anak anak balita otaknya sangat sensitif. Hal hal yang bersifat eksternal,berupa perlakuan orang tua terhadap dirinya,sangat mempengaruhi perkembangan diri dan masa depannya. Menurut Professor ini, setiap kali kita membentak anak,maka secara tanpa sadar,kita sudah membunuh milliaran sel sel otak anak kita.
Anak anak rewel,malam menangis terus.Tidak tahu apa salahnya. Digendong nangis,dibuai nangis,apalagi dibiarkan tergeletaka ditempat tidur,semakin menjerit jerit. Nah ,terutama bagi yang pertama kali punya anak,merasa terganggu. Mana pikiran lagi mumet,utang belum terbayar,ee anak nangis meluluh,maka segala kemarahan dan kekesalan hati ,ditumpahkan pada anak yang baru berusia 2-3 tahun. "Diaaaaamm!" Brisik !"
Nah,bukan hanya ibunya yang kaget ,tapi terutama anaknya,mengalami shock terselubung.Ada miliaran sel otaknya mati. ! Berarti tanpa sadar,kita sudah menodai otak anak kita,bahkan tanpa sadar ,menjadi the silent Killer bagi anak kita sendiri.