Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Menerawang Masa Depan

Diperbarui: 13 Januari 2017   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa Yang Dulu Dianggap Tahayul,Kini Diterima Sebagai Bagian Tehnologi

Tidak percaya tahayul? Baguslah!. Karena tahayul hanya menggiring orang kealam kebodohan atau sengaja di bodoh bodohin untuk mendapatkan keuntungan pribadi.Contoh aktual sudah banyak yang jadi viral di berbagai media. Seperti melipat gandakan uang,hanya dengan  mengucapkan :"Sim Salabim" .Ternyata di jaman mega modern ini,masih saja banyak orang yang mempercayai tahayul sejenis itu,hanya karena kemaruk dapat duren runtuh. Atau dapat rejeki nomplok,tanpa kerja keras.

Tapi disisi lain,tentunya tidak semua hal yang tidak dipahami,terus di vonis :"tahayul" .Karena cara beginian juga, secara tidak langsung adalah bagian dari membodohin masyarakat dari versi dan sudut berbeda. Yang satu percaya tahayul,di pihak lain, untuk menjaga wibawa diri,agar jangan sampai dikatakakan tidak mengerti atau tidak kekinian,terus mengeluarkan vonis :" tahayul"  Ekstrim atas dan ekstrim bawah.Apapun yang namanya ekstrim,pastilah bukan sesuatu yang patut dijadikan contoh.Karena kalau tidak merugikan diri sendiri,ya merugikan orang lain.

Menanak Nasi Tanpa Api

Menanak nasi tanpa api,dijaman saya kecil,pasti dianggap tahayul. Karena pada waktu itu ,logika manusia belum sampai kepada tehnologi, Mana mungkin nasi bisa masak ,tanpa api? Yang benar aja.. Yang ngomong masih waras atau tidak? Atau jangan jangan pakai ilmu gaib?

Tapi kini,semua orang sudah menerima,bahwa menanak nasi tidak usah cari kayu bakar,tidak usah pakai korek api dan tidak perlu di tiup tiup, nasi akan masak dalam rice cooker.Bahkan bisa diatur,kapan nasi siap santap  atau jam berapa kita inginkan nasi masak.

Hal yang dulu ,dianggap tidak masuk akal dan tahayul,kini hingga di desa desa,orang sudah menerima,menanak nasi ,tanpa api adalah bagian dari tehnologi

Telpon Tanpa Tali

Telepon di jaman saya dulu,benar benar tampak tali yang menghubungkan antara rumah yang memasang perangkat telepon dengan Kantor telepon. Kemudian ,memutar telpon,berbicara dengan Operator .Mat pagi mbak,boleh tolong sambungkan dengan nomor 007?" Dan kita harus menunggu dibel lagi,baru dapat berbicara dengan nomor yang dituju.

Kalau pada waktu itu ,ada yang berani mengatakan ,bahwa telpon bisa dibawa bawa dalam kantong ,tanpa kabel,pasti akan jadi bahan ketawaan dan dibilang sudah sinting.Tapi kini,bahkan anak SD sudah memiliki HP. Masyarakat sudah lupa tentang tahayul,karena sudah menerima ,bahwa HP adalah juga bagian dari tehnologi terkini.

Potret Tanpa Lampu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline