foto: dipinjam dari facebook pak Pepih Nugraha
Persahabatan itu sesungguhnya sangat indah. Tidak salah ada frasa mengatakan:"Seribu teman masih terlalu sedikit" .Perbedaan sama sekali bukanlah halangan untuk saling menjalin persahabatan. Yang penting,kita mau membuka diri dan memahami,bahwa setiap orang itu berhak berbeda dengan diri kita. Untuk itu,tentu setidaknya kita perlu berusaha untuk bersikap terbuka untuk semua perbedaan.
Walaupun kita tidak mungkin memahami hingga mendetail ,karakter dari setiap suku bangsa di dunia,Tapi setidaknya,garis besarnya dapat dipahami.Agar dapat menjadi lebih sabar dan terbuka untuk setiap perbedaan budaya yang dihadapi. Memang karakter manusia,tidak dapat dipukul rata,tapi setidaknya ,secara umum ,memang merupakan fakta. Misalnya.kalau dalam perjalanan jauh, orang barat asyik membaca buku, sementara orang Tiongkok,asyik mengunyah apa saja. Dan orang Indonesia, sudah terlelap dalam mimpi panjang.
Kalau perjalanan mengunakan taksi,maka orang barat asyik menikmati pemandangan sepanjang jalan.orang Tiongkok,sibuk memperhatikan kalau ada rumah makan yang menarik,.Sementara orang Indonesia,matanya tak henti hentikan menatap argo, Syukur belakangan ada Grab atau Uber,sehingga kebiasaan ini,bisa berubah.Nah,berikut ini adalah hasil pengamatan amatiran dari saya pribadi ,selama lebh dari sepuluh tahun hidup berbaur dengan segala macam suku bangsa di dunia.
Memahami Karakter Berbagai Suku Bangsa,Membuat Kita Lebih Sabar
Selama mendapatkan kesempatan berkunjung keberbagai negara di dunia,saya mencoba memperhatikan karakter mereka secara umum.Walaupun saya bukan pengamat sosial ataupun pemerhati lingkungan,tapi secara pribadi,saya diam diam merasakan manfaatnya.Yakni menjadi lebih sabar dan terbuka menghadapi perbedaan sikap dan prilaku ,ketika berinteraksi dengan mereka.
Kesempatan mendapatkan peluang belajar bahasa Inggeris secara gratis di Multicultural Centre di kota Wollongong,juga tak luput dari berbagai catatan dibuku diary saya. 500 jam kami dibolehkan belajar bahasa Inggeris,bersama dengan belasan warga dunia lainnya,tentu saja merupakan sebuah hal yang sangat berkesan. Disana ada orang Indonesia(kami berdua).Philipina, Jepang,China.Taiwan,Korea.Vietnam.Turki,Mesir,Rusia, Italia, Afrika,Iran, Libanon dan seterusnya dan seterusnya.Jangan pikir,semua orang barat itu bisa bahasa Inggeris.Orang Italia,Spanyol dan Rusia,misalnya,bahasa Inggeris mereka lebih parah dari bahasa Inggeris kita.
Setiap kunjungan,dimulai dari jam 09.00 pagi. Siang coffee break dan makanan kecilyang disediakan gratis,kemudian dilanjutkan hingga jam 13.00.Jadipraktis jam belajar 3 jam setiap kali kunjungan .Karena ada waktusatu jam ,sewaktu coffee break,untuk saling berbincang bincang antarsesama pelajar . Jadi kalau dihitung 500 : 3 = 165 kali kami bertemudan berinteraksi.Lebih dari cukup waktu untuk saling mengenal karakter dari suku bangsa masing masing. Kami saling "mengejek" dengan tertawa ,sama sekali tidak ada kemarahan atau rasaketersinggungan. Misalnya ketika ada yang mengatakan :" Orang Indonesia,diperjalanan tidur terus" Ada yang bilang,:"Orang China,kerjanya makan sepanjang jalan dan bicara brisik"
"Orang barat,membaca sepanjang perjalanan dan tidak peduli orang yangdisampingnya" .Sambil bercanda,sesungguhnya ada masukan untukkoreksi diri. Walaupun jelas kita tidak mungkin dapat mengubah karakter bangsa kita,tapi setidaknya,dapat mengubah kebiasaan jelek yang ada pada diri pribadi.
Nah,saya mencoba menuangkan ,sebagian dari diary ,yang mungkin saja bermanfaat sebagai masukan.Sehingga suatu waktu bila keluar negeri,tidak mengalami cultural shock .
Orang Tiongkok