Baru saja Ahok Cuti,Parkir di Tanah Abang,sudah dikuasai preman.Parkir tidak sampai setengah jam, dipalak 20 ribu rupiah/tjiptadinata effendi
Lagi Lagi Gara Gara Ahok (Bukan Hoax)
Tulisan ini bukanlah ikut ikutan latah,menyebut nyebut nama Ahok ,untuk mendapatkan perhatian . Tapi pengalaman siang kemarin,saya dan istri, ke Pasar Tanah Abang,dan menemukan suatu hal yang sangat mengagetkan.
Tahun lalu saya sempat menuliskan Artikel yang berjudul :” Gara Gara Ahok,Tanah Abang Jadi Begini”
Yang intinya adalah bahwa Tanah Abang yang sejak lama dikenal sebagai pasar kumuh dan dikuasai Preman dan Tukang Palak,ternyata sudah berubah total . Saya kutip satu alinea dari artikel tersebut,sebagai berikut :
“Tanah Abang sudah berbeda total: Tidak ada lagi preman yang minta uang takut Tidak ada sampah berserakan, walaupun belum 100 persen bersih Sudah banyak yang pasang ac ,sehingga membantu meneduhkan udara sekitarnya Tidak ada lagi yang berani merokok di pertokoan Tidak ada lagi copet
Parkir Sudah Mulai Dikuasai Preman Lagi
Karena tempat menuju ke basement untuk parkir, sedang mengalami kemacetan,maka untuk tidak menambah kemacetan, saya memutuskan parkir di depan toko toko yang menjajakan segala macam parfum ,yang berdampingan dengan orang jualan buahan di kaki lima.
Walaupun resikonya,kalau parkir disini,berarti saya dan istri,harus ikhlas berjalan kaki diteriknya matahari siang itu,untuk dapat mencapai gedung pertokoan di Tanah Abang.
Kami tidak lama berbelanja, mungkin sekitar dua puluh menit dan kembali ke mobil yang sedang diparkir. Petugas yang mengenakan pakaian Juru Parkir,memberikan secarik kertas. Ada tulisan Parkir Mobil : Rp.20.000.—(duapuluh ribu rupiah). Tentu saja saya kaget,karena kami parkir tidak sampai setengah jam. Tapi kata istri saya, bayar sajalah,daripada ntar ribut dengan tukang parkir. :”Karcis Parkir “ tersebut,sama sekali tidak ada stempel atau tanda tanda dikeluarkan oleh Pemda .
Tapi karena tidak mau cari ribut,maka saya bayar Rp.20.000,-- Tapi yang ternyata Pengemudi yang bersamaan dengan saya ,hendak mengambil kendaraannya, sangat marah dan protes keras. Karena jarak kami tidak sampai dua meteran,maka saya mendengarkan istri nya,mengatakan:”Sudah pak,mereka itu banyak,ntar kita dikeroyok.Bayar saja deh”