Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Tinggi Ilmunya, Tinggi Terbangnya, tapi Tetap Rendah Hatinya

Diperbarui: 11 Oktober 2016   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama Budi Soehardi di Kompasianival 2016

Sedang asyik ngobrol sana sini sama teman teman, tiba tiba ada sms masuk, dari mbak Widha (Admin). ”Maaf, sebelum acara Pak Tjip harap ke ruang VIP untuk berkenalan dengan narasumber lainnya, yakni Pak Budi Soehardi dan mbak Wulan," kemudian saya jawab ”Terima kasih mbak Widha, saya biar di sini saja ya. Saya tidak biasa meninggalkan istri sendirian di luar. Ntar sebelum acara saya sudah siap di depan panggung.”

Tapi baru beberapa menit menjawab sms, tiba tiba ada seorang gadis mendatangi, sambil tersenyum, ”Maaf pak Tjip, nama saya Gilang, Bapak ditunggu di ruang VIP, ibu boleh diajak sekalian pak.” 

Karena mendengarkan bahwa istri boleh diajak ,langsung saya berdiri dan menggandeng istri saya. Tapi begitu menuju kepintu masuk ruang VIP, ternyata disana sudah ada yang menanti untuk minta foto bersama. Mana mungkin saya tolak? Jokowi saja mau foto bareng, masa iya saya tega mengatakan tidak? Maka jepret sana jepret sini. Tapi baru habis jepret, ternyata masih banyak yang antri mau foto bareng. Jadi ge er juga saya, kayak selebritis saja rasanya…hehe

Akhirnya lumayan lama, sekitar 15 menit dicekal di depan pintu masuk VIP baru saya dan istri masuk diantarkan oleh Mbak Gilang yang selalu tersenyum. Memperkenalkan saya dengan pak Budi.

Tinggi Ilmunya, Tinggi Terbangnya, tapi Rendah Hatinya

Ternyata bertemu dengan sosok yang ganteng ini kami berdua disambut hangat. Seakan sudah kenal lama, padahal kami baru beberapa menit berkenalan. Tak tampak sedikit juga sosok pria yang berbadan tegap ini memasang sekat atau memberi signal bahwa ia adalah sosok orang pintar dan berkedudukan tinggi, sebagai Kapten Pilot.

Ternyata latihan untuk jadi penerbang ditekuninya di Australia. Dan kemudian menjadi Kapten Pilot di penerbangan asing. Setelah pensiun sebagai penerbang, merasa ada panggilan jiwa untuk terjun kedunia sosial dengan mendirikan yayasan dengan motto “Togetherness is our strength” dengan didukung sepenuhnya oleh istri tercinta, Peggy.

Kami bercerita bagaikan sudah sangat lama berteman tanpa ada rasa risih sedikit pun. Hal ini tak lepas dari sikap rendah hati yang ditampilkan oleh mantan Kapten Pilot ini. Sinar matanya yang tenang dan menebarkan kasih sayang mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi siapa saja yang sedang berbicara kepadanya.

Sedang asyik kami bercerita, tiba tiba ada panggilan, bahwa keluarga pak Budi sedang menunggu di luar ruangan. Maka Pak Budi pamitan untuk keluar ruangan.

Beda Gaya dan Cara, Namun Tujuan Kami Sama

Gaya dan cara pak Budi menerapkan hidup berbagi tentu sangat berbeda dengan gaya dan cara yang kami aplikasikan selama ini. Pertama, latar belakang pendidikan berbeda dan kemampuan untuk berbagi yang juga berbeda. Namun ada kesamaan antara kami berdua, yakni sama sama ingin mengisi hidup dengan melakukan sesuatu yang berarti untuk meringankan penderitaan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline