Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Manusia Memang Tidak Sempurna, Tapi Bukan Alasan untuk Menjadi Pembohong

Diperbarui: 3 Oktober 2016   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: practicingparents.com

Semua orang tahu bahwa di dunia ini tak seorangpun manusia yang sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha sempurna. Sebagai seorang anak manusia, banyak kekurangan yang ada dalam diri kita. Misalnya: malas, ragu-ragu, cuek, terbawa perasaan (saya termasuk tipe ini), mau menang sendiri, suka marah, sering mengeluh, usil, cari perhatian, terburu-buru, ataupun lamban.

Tapi berpijak pada pemikiran bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tentu sama sekali bukanlah alasan bagi kita untuk membohongi orang. Karena membohongi orang sesungguhnya bukanlah termasuk sifat manusia melainkan sebuah pilihan.

Bila suatu waktu kita berkunjung kerumah teman atau kerabat dan disambut dengan antusias tentu saja kita sangat senang, namun ada kalanya kedatangan kita disambut tawar-tawar saja. Bila hal ini terjadi, maka harap maklum. Mungkin mereka lagi ada masalah atau mungkin juga memang begitulah sifatnya.

Bila mendengarkan kisah sedih, ada yang langsung terenyuh hatinya, tapi ada juga orang yang mendengarkan kisah kejadian menyedihkan. Sama sekali tidak merasakan apa-apa dalam hatinya. Mungkin merasa bahwa kejadian tersebut bukan menimpa salah satu anggota keluarganya, sehingga tidak merasa perlu memberikan perhatian.

Tetapi bilamana kita dibohongi terus menerus oleh seseorang, maka tentu tidak mungkin kita diminta memaklumi bahwa "maklumlah, karena manusia itu tidak sempurna”. Ketidaksempurnaan manusia sama sekali tidaklah dapat dijadikan alasan untuk pembenaran terhadap orang yang selama berbulan-bulan, bahkan bertahun tahun membohongi orang lain demi untuk meraih keuntungan bagi dirinya sendiri.

Hindari Diri Menjadi Motivator Semu

Motivator yang sesungguhnya adalah orang yang memberikan kita contoh dan teladan secara nyata dalam kehidupannya. Membangunkan kita dari mimpi-mimpi buruk berkepanjangan. Menyadarkan kita, bahwa meratapi apa yang sudah terjadi, tidak akan mengubah apapun.

Menunjukkan bukit-bukti bahwa memang dalam hidupnya sudah mengalami penderitaan dan kepahitan hidup. Dan kemudian bagaimana ia merangkak bangun dan berdiri dari keterpurukan hidup. Bagaimana mengubah sikap mental, cara berpikir, dan mulai menata diri untuk dapat mengubah nasib.

Seorang motivator yang sejati seharusnya mengingatkan agar jangan merasa diri paling hebat, paling pintar, ataupun paling kaya karena bila suatu waktu kita jatuh, maka akan sangat mempermalukan diri sendiri. Sehebat apapun kita, ada banyak orang yang lebih hebat dari pada kita. Karena kemampuan berpikir dan nalar kita untuk menjangkau ilmu pengetahuan sangat terbatas. Sedangkan ilmu kehidupan itu sendiri tidaklah terbatas.

Mungkin kita merasa diri kaya dan menyukurinya, tentu saja merupakan hal yang sangat positif. Akan tetapi membanggakan keberhasilan dan pencapaian kita dalam hidup mungkin saja bagi orang lain hanya merupakan uang recehan saja. Dalam hal apapun, jangan sampai over confidence. Over confidence akan menghadirkan perlakuan atau sambutan dari orang lain secara over expectation atau harapan yang terlalu berlebihan yang pada waktunya justru akan jadi boomerang bagi diri sendiri.

Orang Penting dalam Komunitas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline