Malam itu , Robi bersama istrinya , baru selesai mengantarkan tamu yang berangkat melalui Bandara Sukarno -Hatta. Hujan lebat, Walaupun jalan menuju kebandara sudah dipertinggi dua tahun lalu, tetap saja ada air menggenangi jalanan.Sehingga begitu ada kendaraan lain yang lewat,maka percikan air berlumpur,mengotori mobil kami. Karena macet, maka Robi mengendarai mobil dengan santai ,sambil sesekali mereguk kopi hangat yang dibawakan oleh istrinya dalam termos air hangat.
Beberapa puluh meter sebelum jembatan, sayup sayup mata terlihat ada sosok yang melambai lambaikan tangan dari bawah kolong jembatan. Digesernya penghapus kaca pada kecepatan tinggi, agar dapat melihat lebih jelas. Setelah kendaraan yang do kendarai semakin mendekat, tampak sosok itu adalah seorang wanita. Yang menyerit jerit ,sambil mengangkat kedua belah tangannya, seakan memohon mohon Tak tampak seorangpun yang menghentikan kendaraannya. Mungkin dikira orang gila atau mungkin juga karena lagi hujan lebat dan orang tidak ingin basah kuyup, hanya karena seorang wanita yang sama sekali tidak dikenal.
Sebagai orang yang pernah merasakan hidup menderita selama 7 tahun, Robi tidak mungkin bisa pura pura tidak lihat ,bukan karena ingin dibilang orang baik,tapi memang suara hati tidak mungkin di tutupi. Dipinggirkannya kendaraan diatas rerumputan,namun separuh badan mobil tetap saja menyita sebagian badan jalan. Karena itu ia menyalakan lampu sign kedua duanya, agar jangan sampai ditabrak kendaraan lainnya,
Robi berpesan pada istrinya, ,agar mobil biar dalam keadaan terkunci dan ac tetap dinyalakan agar tidak sumpek,karena tidak mungkin membuka kaca di hujan lebat begini. Dikenakannya jaket dan turun dari mobil.. Begitu melangkah mendekati ,sosok wanita ini, terdengar menjerit jerit,namun suaranya agaknya sudah habis terkuras dan hanya menyisakan suara perih dan pedih yang parau :" Alhamduliaah. ya Allaaah, akhirnya ada yang mau menolong,......." Tentu saja Robi kaget,padahal belum nanya dan juga belum mengatakan sepatah katapun, Bagaimana wanita ini mengetahui bahwa ia mau menolongnya. ?
Ada Anak Terkapar Dibalik Kardus
Wanita ini langsung berlari kebawah kolong jembatan dan Robi mengikuti dari belakang. Begitu tiba dibawah kolong, kembali si wanita berteriak teriak :" Mas Mas,,Alhamdulilah ,,ada bapak ini yang mau menolong anak kita mas...." . Tampak kardus tersingkap dan seorang pria sedang memeluk sesosok tubuh,yang tampak terkulai. Robi berjongkok dan menengok ,seorang anak perempuan berusia sekitar 9 tahun,mengigil dalam pelukan ayahnya..Dalam keremangan cahaya lampu jalan yang membias kekolong jembatan tersebut, tampak gadis kecil berambut panjang ,yang terkulai dipelukan ayahnya,,Tak kuasa Robi menahan air matanya...
Namun beberapa detik terpana dan belum sempat Robi ngomong apa apa,tiba tiba Hp yang ada dikantongnya berdering, Telpon dari istri nya,:" Pa, Ini dibelakang mobil kita, kendaraan semuanya membunyikan klakson, tampaknya mobil kita menyebabkan kemacetan ," Kata istri nya,,"Baik,saya balik keatas" Jawab Robi singkat,
"Mas,mbak,,maaf saya tidak bisa antarkan kerumah sakit, karena sudah dimarahin orang, mobil saya parkir dipinggir jalan, Bawa segera kerumah sakit, Naik taksi saja ya mas, " kata Robi sambil menggenggam tangan lelaki yang sedang memeluk anaknya . Kemudian membuka jaketnya dan memberikan kepada pria tersebut ,sambil berkata,:" Sementara kerumah sakit, pakaikan ini untuk putrinya ya mas".
Pasangan suami istri ini berulang kali mengucapkan terima kasih dan bersujud ditanah, mengucapkan "" Alhamdulialah berkali kali.Dan Robi berlari keatas, Begitu tiba dipintu kendaraan , sudah langsung disambut dengan klakson bertubi tubi, Robi mengangkat tangan dengan syarat minta maaf dan langsung masuk ke mobil. Istri nya langsung nanya,:" Pa, Sempat nggak dikasih bantuan untuk mereka ?"
" Ya,kita tidak mungkin bisa menunggu mereka, karena akan dimarahin orang banyak,jadi tadi sudah saya titipkan untuk biaya kerumah sakit. Kelihatannya kelapaan dan kedinginan" jawab Robi sambil tancap gas dan merayap menuju ke Kemayoran.
Tubuh Basah,Tapi Hati Terasa Hangat