Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Minta Maaf Gaya Diplomat

Diperbarui: 21 Juli 2016   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Prolog:

Dalam hubungan kekeluargaan dan persahabatan,bila suatu waktu ada kesalahan yang kita perbuat,maka minta maaflah dengan tulus hati, Hindarilah minta maaf dengan gaya diplomat. karena tanpa sadar kita akan terjerumus dalam hidup yang penuh kepalsuan diri.

Minta maaf yang tulus keluar dari hati.Permohonan maaf yang terbit dari kecerdikan otak.melahirkan permintaan maaf yang semu .Penuh perhitungan untung rugi dan merupakan maaf imitasi.

Tidak Ada Orang Yang Tidak Bersalah, Kecuali Tuhan

Dalam perjalanan hidup,mustahil orang tidak pernah berbuat kesalahan. Entah disengaja ataupun tidak Akibat kesalahan kita, baik kesalahan ngomong,maupun kesalahan dalam menulis atau bertindak,maka pasti ada orang yang dirugikan. Kerugian bukan hanya dinilai semata dari hilangnya atau berkurangnya nilai dari harga nominal barang, tetapi dapat juga kerugian dalam hal nama baik dan terluka perasaan atau dalam kata lain, rugi secara moril.

Kalau menyadari bahwa memang kita yang bersalah, maka apa salahnya kita mohon maaf dengan tulus dan kalau perlu mengganti kerugian akibat tindakan kita,bilamana memungkinkan.

Minta Maaf Setengah Hati

Minta maaf secara tulus ,tentu cukup dengan kalimat singkat:”Saya mohon maaf,saya salah “ atau “Saya mohon maaf dan bersedia mengganti semua kerugian”

Sayang sekali, banyak orang yang ketika minta maaf ,melakukan dengan setengah hati,dengan mengunakan atau meniru gaya diplomat:

“Begini pak, sesungguhnya saya bermaksud baik,demi untuk melindungi bapak,tapi kalau bapak tetap mengganggap saya yang bersalah ,ya saya minta maaf”
 “Saya berkali kali telpon,tapi bapak tidak mengangkat telpon,makanya saya pikir bapak lagi keluar kota, Tapi kalau bapak anggap saya yang salah,ya saya minta maaf”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline