Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Jangan Pertaruhkan Keutuhan Rumah Tangga Demi Apapun

Diperbarui: 8 Juli 2016   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Keluarga Adalah Urutan Prioritas Utama dalam Hidup Kita?

Pada awal pernikahan, saya amat yakin, pasangan suami istri sepakat, bahwa keluarga adalah prioritas utama dalam mengarungi samudra kehidupan ini.  Apapun alasannya, bila salah satu dari pasangan atau salah satu dari anggota keluarga ada yang sakit, maka semua urusan lain, akan ditunda.

Akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu dan berbagai kesibukan ,serta berpacu dalam meraih rejeki, falsafah hidup ini secara sadar atapun tidak ,perlahan lahan mulai tergerus. Suami atau istri mulai mencari alasan,untuk pembenaran diri. Misalnya kalau diawal pernikahan , salah satu anggota keluarga ada yang sakit,maka suami atau istri,pasti akan pulang untuk menengok ,apakah perlu dibawa kedokter atau tidak.

Namun dengan berlalunya waktu, maka prioritas utama ini menjadi semakin fleksibel. Dengan alasan, tidak sakit parah atau tidak emergency, maka suami atau istri ,tidak lagi memerlukan untuk pulang kerumah. Karena ada urusan yang perlu diselesaikan. Posisi :”keluarga adalah yang utama,” mulai tergeser dengan kepentingan lain. Dengan alasan :” Saya bekerja hingga malam,juga bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk membahagiakan keluarga”

Larut Dalam Kesibukan

Bila hal ini berlangsung terus, tanpa saling mengingatkan antara suami istri, maka sesungguhnya, keharmonisan rumah tangga ,mulai berada dalam lampu kuning.  Suami atau istri ,sudah semakin sering tidak makan malam lagi bersama keluarga.Dengan alasan  menemani tamu atau partner bisnis makan malam diluar.

Pulang sudah larut malam.Anak anak sudah tidur dan istri atau suami , dengan perasaan tidak nyaman,menyambut pulangnya paangan hidupnya.  Hubungan yang sebelumnya sangat harmonis,mulai ternoda dengan sikap acuk tak acuh antara suami dan istri.

Ibarat Katak 

Seekor katak yang sedang menkimati air dalam drum kosong, tidak akan melompat keluar, walaupun dibawah drum berisi air sudah ada api yang menyala. Masih asyik berenang dan menikmati kesendiriannya.  Bahkan ketika air semakin panas,masih juga tidak sadar diri, Dan ketika katak sadar dan ingin melompat keluar dari drum,sudah terlambat ,karena air sudah mendidih dan ia secara tanpa sadar sudah merebus dirinya hidup hidup Kalau ingin yakin,cobalah lakukan sendiri dirumah.

Nah, kita sebagai manusia, sering melakukan kesalahan yang sama dengan apa yang dilakukan katak tersebut. Yakni saking menikmati kondisi yang nyaman, Makan minum direstoran ,sambil tertawa bersama teman sekantor atau teman bisnis, secara perlahan ,sudah mulai melupakan bahwa anak istri menantikan kehadiran kita dirumah.

Kondisi yang nyaman ini seakan sudah melekat  pada diri dan enggan untuk dilepas begitu saja. Semakin lama semakin larut dalam kenikmati hidup bebas diluar dan ketika sadar diri,semuanya sudah terlambat. Keharmonisan rumah tangga sudah terlanjur hancur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline