Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Budaya Malu yang Semakin Tergerus

Diperbarui: 22 Juni 2016   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini tampaknya budaya malu sudah hampir pupus dari  Indonesia. Tanpa perlu mengulang ulang kejadian yang memalukan, apalagi menyebut siapa dan bagaimana,hampir semua orang yang melek huruf, sudah memahaminya.

Yang tersisa hanyalah kata :” malu”nya, namun sudah berubah makna dan pengertian. Budaya malu hilang dan diganti dengan budaya bikin malu . Yang dibikin malu adalah seluruh orang Indonesia yang tersebar diseluruh pelosok tanah air dan mancanegara

Revolusi Mental Belum Tampak Hasilnya

Revolusi mental belum tampak hasilnya, Karenatidak berpijak pada dasar yang paling bawah,yakni dalam sebuah keluarga.Keluarga sebagai dasar pertama dari berdirinya sebuah negara , telah terlampauidalam upaya melakukan revolusi mental..Karena itu revolusi mental yangdicanangkan bukan hanya tidak terdengar gaungnya, bahkan belum dirasakan apapunyang berubah secara konkrit.

Menengok Budaya Malu di Negeri Orang

Baru baru ini, kami kesebuah taman bersama cucucucu. Karena sudah sore, maka taman kosong dan tak tampak warga disana..Disudut tembok,tampak tergeletak sebuah bola yang masih baru. Kalau dibelimungkin harganya minimal 25 dolar.Cucu kami tampak memegang bola tersebut danmeletakkannya diatas tembok,sambil berkata:” Nanti kalau yang punya mencaribola ini, gampang ia menemukannya”

Terharu kami menyaksikan peristiwa kecil ini,karena ternyata walaupun masih kecil ,tanpa kami suruh, dengan penuh kesadaraansendiri, mengangkat bola yang didapat ditaman dan meletakkan di posisi yangmudah ditermukan. Padahal sebagai seorang anak,mendapatkan bola di taman dan takada siapa sispa disana, bisa saja tergoda untuk membawa bola tersebut pulang dnamenjadi miliknya. Toh ia tidak mencuri dari siapa siapapun. Namun seorang anakyang baru berusia 13 tahun,sudah memahami makna ,budaya malu,. Malu untukmengambil sesuatu yang bukan miliknya, walaupun tidak ada siapapun yangmenengoknya.

Kisah ini bukan bermaksud memuji muji cucusendiri,melainkan sudah menjadi budaya mereka disini,bahwa tidak mengambilsesuatu yang bukan miliknya. Karena budaya malu sudah ditanamkan dalam hatimereka sejak masih kecil.

Dompet Berisi 5000 Dolar Ketinggalan di Toilet

Suatu waktu ,sebelum berangkat ke Italia, kamisinggah ke Mall,karena ada sesuatu yang ingin dibeli. Nah, istri saya ke toiletmembawa dompet, Kemudian keluar dan kami naik kendaraan yang disopiri oleh cucukami Kevin. Hampir tiba dirumah,tiba tiba istri saya baru sadar,bahwa dompetnyaketinggalan di toilet, Dan didalamnya berisi paspor dan uang tunai 5000 dolar,untuk biaya perjalanan kami ke Italia,

Tentu saja kami kaget dan cucu kami segeramemutar arah ,berbalik ke mall. Yang dapat kami lakukan adalah berdoa, semogayang menemukan akan mengembalikan lagi dompet berserta uang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline