Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Kecerdasan yang Tidak Disertai Akhlak Memadai Sangat Berbahaya

Diperbarui: 1 April 2016   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan Intelektual Yang Tidak Diikuti Akhlak Memadai Sangat Berbahaya

Pendidikan di bangku sekolah menghadirkan tingkat kecerdasan yang tentunya sangat bermanfaat untuk mengangkat derajat manusia  sesuai dengan  harkatnya. Namun semakin lama, tujuan awal orang belajar untuk menuntut ilmu semakin meluntur. Ilmu yang tadinya adalah untuk meningkatkan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang ada didalam dirinya sudah diabaikan. Karena sudah terobesi bahwa ilmu yang secara masif diukur dengan banyaknya gelar yang disandang menjadi tolok ukur untuk menduduki sebuah jabatan atau untuk mengejar sebuah prestige  dalam membentuk personal branded sebagai seolah  ilmuan atau berada dalam koridor kalangan intelektual.

Ada hal yang justru merupakan hal yang teramat penting, dilupakan atau diabaikan, yakni akhlak. Tulisan ini hanyalah opini seorang netizen atau katakanlah ”tinjauan perspektif  tentang  ketinggian ilmu dan akhlak yang tidak memadai “ dari seorang awam.

Kata  ” seorang awam” ini perlu digaris bawahi untuk menghindari prasangka, bahwa penulis artikel ini mengatasnamakan kelompok atau komunitas awam. Tulisan ini semata ditulis secara pribadi dan tidak disponsori oleh siapapun  serta tidak bertendensi mengarah, mengacu pada arus politik manapun.

Akhlak Menurut Pandangan Saya sebagai Orang Awam

Akhlak menurut pandangan saya sebagai orang awam adalah menumbuhkembangkan sifaf-sifat baik yang ada dalam diri seorang anak manusia, yakni: berbelas kasih terhadap sesama . Yang ditunjukkan lewat cara berpikir, sikap mental dan tutur kata serta prilaku dalam kehidupan sehari harian.

Seorang yang berakhlak tidak akan menebarkan kebencian terhadap sesama, siapapun adanya. Untuk mana tentu dibutuhkan terjaganya hati nurani yang memiliki kejujuran. Karena sesungguhnya ilmu kehidupan yang tertinggi bukanlah gelar profesor, melainkan ”ilmu kejujuran”

Orang tidak mungkin jujur terhadap orang lain, keluarga dan negaranya  bila terhadap diri sendiri saja tidak jujur. Ketidakjujuran terhadap diri terungkap ketika orang mulai mengumbar kebencian dengan mengatasnamakan kelompok, bahkan tidak jarang tanpa rasa malu mengatasnamakan agama tertentu.

Jujur, saya bukan tipe orang yang sok agamis, bukan juga seorang tokoh, melainkan hanya seorang warga biasa yang bukan siapa-siapa.

Manusia Bukan Robot

Manusia bukan robot, karena itu adalah hal yang sangat wajar, bila tidak semua tindakan yang menurut pelakunya baik dianggap baik juga bagi orang lain. Jadi pro dan kontra adalah manusiawi. Dari sinilah orang belajar untuk melakukan introspeksi diri. Karena amat jarang orang dapat menemukan kesalahan yang diperbuatnya. Karena banyak orang ”berilmu” merasa dirinya adalah yang paling hebat, paling pintar dan paling saleh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline