Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Ketika Hidup Tidak Sesuai dengan Skenario

Diperbarui: 1 Februari 2016   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Hidup Tidak Sesuai dengan Skenario, Apa yang Harus Dilakukan?

Skenario atau dibahasa Indonesia kan menjadi skenario adalah rencana yang disusun, baik secara orang perorangan ,maupun secara berkelompok. Yang merupakan rancangan untuk menciptakan sebuah perubahan dalam hidup. Dalam rancangan lahirlah pertanyaan, apa yang dapat diraih dan apa resikonya sekiranya mengalami hambatan. Bahkan yang terburuk adalah andaikata terjadi kegagalan.

Skenario bukan merupakan semata menjadi milik insan perfilman, melainkan milik setiap insan di dunia ini. Setiap orang memiliki skenario dalam hidupnya. Dengan menyadari sepenuhnya,bahwa dalam sebuah skenario atau rancangan, senantiasa memiliki resiko ganda, yakni berhasil atau gagal. Dalam hal ini sebuah skenario tidaklah identik dengan sebuah gambaran tentang apa yang akan terjadi pada masa depan.

Sekiranya hidup terjadi sesuai dengan skenario, tentu saja itulah yang menjadi harapan semua orang, Tinggal menyukuri dan menikmati hidup ,serta menjalankan hidup, sesuai dengan peran kita. Namun hidup tidak seperti memainkan film yang bila actionnya keliru, maka bisa diulangi berkali-kali. Dalam kehidupan nyata, sekali gagal berati ada harga yang harus dibayar dan tidak dapat secara serta merta diulangi kembali actionnya.

Tapi Seandainya Terjadi Kegagalan Apa yang Harus Dilakukan?

Tidak mungkin secara serta merta kita dapat mengantisipasinya, bila tidak sejak sedini mungkin mempersiapkan diri. Mungkin ada kalimat yang sesuai dan serasi dalam hal ini adalah:”Hope for the best, but ready for the worst”

Mengharapkan yang terbaik, yakni semuanya akan berjalan sesuai skenario. Namun sekaligus menyadari bahwa ada sisi lain, dimana kita harus mempersiapkan diri. Ibarat sekeping mata uang, selalu ada dua sisi, maka begitulah juga perjalanan hidup kita.

Inilah Kesalahan yang Pernah Saya Lakukan

Begitu menikah, kami meninggalkan kota Padang dan merantau ke Medan. Tujuan adalah ingin menjadi keluarga yang mandiri dan tidak mau menjadi beban orang tua. Jalan yang akan ditempuh adalah saya akan menjadi pedagang antar kota Medan–Padang. Serasanya semua perhitungan sudah matang. Dan merasa yakin seyakin yakinnya bahwa usaha ini pasti akan berhasil.

Maka seluruh uang tabungan kami gunakan sebagai modal kerja. Penuh dengan semangat dan rela meninggalkan istri untuk bolak-balik naik bis dari Medan ke Padang dan kemudian berbalik dari membeli barang di Padang untuk dijual di kota Medan. Setiap minggu saya memaksakan diri untuk bekerja keras, bahkan sakit dan demam tinggi, tidak mampu menghalangi tekad saya untuk tetap berdagang.

Namun ternyata, niat baik, hitungan yang matang, kerja keras, tanpa mengenal kata menyerah, tidak cukup untuk menjadikan skenario kami menjadi kenyataan. Karena nihil pengalaman, maka dalam waktu kurang dari enam bulan seluruh modal ludes, merugi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline