Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Jangan Harap Balas Budi

Diperbarui: 24 Oktober 2015   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Mengharap Balas Budi

Jangan mengharap balas budi, dengan harapan bila kini kita berbuat kebaikan untuk menolong orang lain, maka kelak bila diperlukan, kita mengharapkan orang yang kita tolong akan membalas budi kepada kita. Karena bila hal ini dilakukan, maka kelak kita akan merasakan kekecewaan demi kekecewaan.

Lakukanlah kebaikan dan kemudian lupakanlah. Maka kita tidak akan kecewa, bila kelak orang yang kita tolong, bahkan mungkin sudah melupakan pertolongan kita.

Pengalaman Pribadi

Pernah saya menolong sahabat saya, sewaktu ia tidak mampu lagi membayar uang kuliah. Pada waktu itu saya sudah bekerja. Walaupun gaji saya tak seberapa, saya sangat ingin membantunya. Sehingga uang hasil kerja saya, sebagian saya sisihkan untuk sahabat saya , agar bisa membayarkan uang kuliahnya.

Walaupun akibatnya, selama tiga tahun saya membantu membayarkan uang sekolahnya, saya tidak pernah berbelanja untuk membeli pakaian,maupun keperluan lainnya,bila tidak sangat terpaksa.

Dibelakang hari,sahabat saya lulus dan dapat pekerjaan disalah satu hotel berbintang, Malahan baru setahun,sudah diangkat menjadi manager hotel

Suatu Waktu

Suatu waktu ,saya mengalami kecelakaan ,sewaktu sepeda motor reot saya tersenggol truk. Sehingga tidak dapat menjemput istri saya yang sedang kuliah di air tawar Padang. Pada waktu itu hujan turun dan kendaraan umum tak tampak . Bertepatan sahabat saya lewat dengan mobil. Dan ketika istri saya menyetopnya,untuk minta memumpang untuk menengok saya dirumah sakit.  Namun  ia hanya berhenti sesaat dan mengatakan: ”Aduh maaf, saya lagi buru buru dan terus meninggalkan istri saya dibawah siraman hujan”

Ketika istri saya menceritakan hal ini, tentu saya sangat sedih. Bukan karena menuntut balas budi,melainkan sebagai seorang sahabat, seharusnya ia tidak berlaku begitu terhadap istri saya.

Belakangan, kami kembali bertemu dengannya di hotel dimana ia bertugas, namun sikapnya seakan orang tidak saling kenal. Hanya menganggukkan kepala dan berkata: ”Hai”. Kemudian pura pura sibuk baca koran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline