Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Daripada Mengutuki yang Sudah Terjadi, Lebih Baik Introspeksi Diri

Diperbarui: 30 September 2015   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Mengutuki Yang Sudah Terjadi Tak Mengubah Apapun,Lebih Baik Introspeksi Diri

Inilah Dosa Dosa Yang Pernah Saya Lakukan Dalam Hidup

Apakah ada manusia yang tidak pernah berbuat dosa? Jujur saya tidak berani menjawab. Yang jelas bukan saya, karena saya adalah salah satu dari orang yang sudah banyak berbuat dosa. Sungguh.

Dosa adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Sansekerta. Menjelaskan tentang sikap mental, pikiran dan perilaku, yang bertentangan dengan hukum moral dan keagamaan. Baik yang dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain, maupun yang akibatnya menimpa diri sendiri.

Dosa (dari bahasa Sanskerta: doṣa) adalah suatu istilah yang terutama digunakan dalam konteks agama untuk menjelaskan tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Tuhan atau Wahyu Illahi (sumber : encyclopedia free Wikipedia)

Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat jahat, namun tidak jarang tindakan kejahatan justru terjadi karena terpancing pada kesempatan yang di tampilkan. Bisa jadi pada awalnya, si pelaku sama sekali tidak ada niat jahat, namun karena tanpa sadar, kita telah memberikan peluang kepadanya, maka pada saat itu niat jahatnya bisa muncul secara tiba-tiba.

Nah, inilah yang saya sebutkan sebagai dosa-dosa saya, karena telah memberikan peluang dan kesempatan yang begitu besar, sehingga orang yang tadinya adalah sahabat baik, anak angkat, orang yang sudah ditolong, kemudian berbalik menjadi penghianat dalam hidup saya.

Maka agar dosa dosa yang pernah saya lakukan, jangaan sampai dilakukan lagi oleh orang banyak, saya uraikan disini.

Dosa pertama Over Dosis Kepercayaan

Kepercayaan yang over dosis, kepada seseorang yang sudah kami anggap sebagai anak sendiri. Boleh keluar masuk rumah dengan bebas,seperti layaknya rumah orang tuanya sendiri. Diberikan kepercayaan penuh ,tanpa pengawasan, untuk:

  • memegang stock gudang
  • menimbang
  • menentukan kualitas barang
  • menerbitkan Bon Gudang.
  • Kasir Bendaraha Perusahaan akan membayar semuanya.
  • Akibatnya: separuh dari isi gudang di jual dan orangnya melarikan diri
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline