Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Biarlah Kebenaran Membela Dirinya Sendiri

Diperbarui: 29 September 2015   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarlah Kebenaran Membela Dirinya Sendiri

Biarlah kebenaran membela dirinya sendiri. Tidak perlu kita kasak-kusuk membantah dan memberikan berbagai argumentasi. Karena semakin banyak kita menampilkan argumentasi pembelaan diri,maka akan semakin banyak peluang orang untuk menyerang balik.

Namun ini adalah opini pribadi. Yang sudah saya praktikan dalam perjalanan hidup saya. Buktinya hingga saat ini, saya hidup dengan tenang dan damai. Prinsip hidup saya, biarkanlah orang menepuk permukaan air atau malah melempari permukaan air dengan batu atau benda apapun. Paling cuma sesaat ada riak kecil yang tak berarti dan kemudian semuanya akan tenang kembali.

Keyakinan Diri Bahwa Karakter atau Prilaku Kita Memang Tidak Menyimpang

Keyakinan diri bahwa karakter atau prilaku kita ,memang tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang sudah tertatan dalam masyarakat dimana kita hidup. Sama sekali tidak menyenggol kaidah keimanan siapapun.

Bila hal ini ada didalam diri kita, maka apapun yang dikatakan orang, tidak akan mengubah kebenaran yang ada karena sesungguhnya kebenaran yang ada pada manusia adalah kebenaran yang sepotong sepotong. Kebenaran yang hakiki hanya ada pada Sang Pencipta.

15 Tahun Berbagai Usaha untuk Membunuh Karakter Saya

Apa sih Pembunuhan karakter itu?

Character assassination is a deliberate and sustained process that aims to destroy the credibility and reputation of a person, institution, social group, or nation.

Pembunuhan karakter adalah proses yang disengaja dan berkelanjutan yang bertujuan untuk menghancurkan kredibilitas dan reputasi seseorang, lembaga, kelompok sosial, atau bangsa.(wikipedia the free encyclopedia)

Kalau saya boleh meminjam kalimat dari Buya Hamka :’Biarlah Tulisan itu Menemui Takdirnya Sendiri” (kalau tidak boleh,saya mohon maaf)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline