Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Ketika Tuhan Lebih Butuh Uang Ketimbang Putra Kami yang Terbaring Sakit

Diperbarui: 23 Juli 2015   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ketika Tuhan Lebih Butuh Uang Daripada Anak Kami yang Terbaring Sakit

Kami sedang dalam perjalanan menuju ke kota Roma. Karena sudah hampir tiga jam berkendara, maka kami berhenti sesaat di tepi Danau Bolsena yang teduh. Begitu turun dari Mercedez Benz milik adik kami, terasa udara panas langsung menyengat.

Kami  melangkah menuju ke restoran yang ada di dekat sana. Sambil menunggu pesanan makan siang dihidangkan, kami duduk bersantai ria.Menikmati pemandangan yang sangat indah. Sesekali terdengar deru mesin perahu motor yang mengantarkan pengunjung, mengelilingi danau yang indah dan apik ini.

Selang beberapa menit, pelayan restoran datang ,sambil berucap :” Bongiorno “ dan dijawab oleh adik kami Margaretha dan suaminya :” Bongiorno” Dan makananpun dihidangkan. Sambil meneguk minuman dingin dan menikmati spaghetti bologna,kami sesekali bercerita tentang nostalgia masa lampau.

Selesai santap hidangan pertama ada hidangan penutup,berupa buah melon dan daging yang diiris sangat tipis ,serta ditutup dengan gelato . Masih ada secangkir coffee latte di depan kami masing masing.

Mata saya mencuri tengok angka tagihan untuk makan siang kami,ternyata lumayan hampir 100 Euro untuk kami berempat atau tepatnya ,96, 90 Euro. Kalkulator otak saya langsung bekerja dan dalam sekian detik sudah keluar hasilnya sekitar Rp.1,3 juta. Hanya untuk sekali makan siang.Namun ,karena sejak awal adik kami dan suaminya sudah menegaskan ,bahwa kami berdua adalah tamu mereka. Jadi tidak dibenarkan membayar apapun selama di Italia bersama mereka.

Automatically Connect

Total berbeda dengan hubungan internet yang tiap sebentar terputus di perjalanan, karena banyaknya gunung dan terowongan.Tiba tiba tanpa saya sadari ,pikiran saya otomatis terhubung dengan masa masa kelam kehidupan kami……………dan pikiran saya melayang jauh kemasa silam……

Tuhan Lebih Butuh Uang Ketimbng Anak Kami Yang Terbaring Sakit

….Sabtu sore itu,,dengan memberanikan diri, saya datangi rumah Om kami yang kaya raya dan terkenal sering menyumbang dalam berbagai acara sosial. Satu satunya yang menguatkan saya untuk berani melangkah kesana, adalah bayangan putra pertama kami,yang pada waktu itu masih berusia belum 4 tahun, sudah seminggu terbaring sakit. Kurus pucat dan beberapa kali kejang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline