Memotret Balena Bianca , Mahakarya Agung Sang Pencipta
Perjalanan dari Citta in Fiorna ke lokasi Balena Bianca tidak begitu jauh,hanya sekitar satu berkendara. Namun jalan yang berkelok kelok dan sempit menyebabkan perjalanan cukup menyita energi.
Setibanya di lokasi, ternyata mencari tempat parkir juga bukan sesuatu yang mudah, karena Italia sedang dalam libur musim panas. Syukur akhirnya kami temukan tempat parkir,yang tidak begitu jauh dari pintu gerbang masuk ke lokasi.
Medan Berlika Liku
Segala sesuatu itu memang tampaknya perlu perjuangan untuk bisa mencapainya. Termasuk niat untuk menyaksikan dan sekaligus mengabadikan Mahakarya Agung Sang Pencipta. Yang dinamakan Paus Putih raksasa. Membayangkan, bahwa di depan ada pemandangan yang menakjubkan ,sebagaimana diceritakan oleh teman teman Italia kami, menyebabkan kami melangkah dengan mantap. Kendati jalanan berlika liku dan medan yang cukup sulit ditempuh , tak mampu mengurungkan langkah kami untuk tetap merayap kedepan , Onward, no retreat!
Namun kami harus wanti wanti diri sendiri, agar tidak terhanyut secara emosionil dan merasa diri hebat, mengingat usia kami berdua sudah tidak dapat dikatakan muda lagi. Walaupun kami tidak suka dikatakan orang tua renta atau sepuh. Karena bagi kami ,seseorang mulai menjadi tua, bila pikirannya mengatakannya dan ia menyakininya.