Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

#SaveWartawan Lebih dari 200 Orang Masih di Penjara

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430913605721340328



Ilham Tohti, seorang wartawan China dari etnis Uighur dipenjarakan karena liputan beritanya soal muslim Uighur di provinsi Xinjiang, China (foto: reuters)

Lebih dari 200 wartawan dipenjara, karena meliput berita dan melaporkan informasi yang tidak disukai pemerintah negara yang bersangkutan, Seperti laporan tentang korupsi pejabat, pergolakan politik dan demonstrasi-demonstrasi pro-demokrasi.Mereka ini tersebar diberbagai negara di dunia.

Sejak tanggal , 3 Mei,2015 yang lalu – bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Sedunia – dijual gelang khusus untuk menarik perhatian dunia atas nasib wartawan yang dipenjara ini dan berusaha untuk membebaskan mereka. Gagasan yang disebut sebagai “Press Uncuffed” ini dipelopori oleh Komite Perlindungan Wartawan..

Dana Priest, wartawan suratkabar Washington Post yang pernah menerima penghargaan jurnalistik dan kini mengajar di Universitas Maryland mengatakan bahwa gagasan ini berasal dari beberapa orang mahasiswanya dibidang jurnalistik

Gelang itu bisa dibeli online dengan harga 10 dolar per gelang. Uang yang terkumpul akan dipergunakan untuk membantu wartawan.

Beberapa nama wartawan yang masih di Penjara Berbagai Negara:


  • Ilham Tohti – warga minoritas Uighur di Tiongkok
  • Bheki Makhubu – editor majalah di Swaziland
  • Mahmoud Abou Zeid – fotografer di Mesir.
  • Khadija Ismayilova dipenjara di Azerbaijan
  • Jason Rezaian dipenjara di Iran
  • Yusuf Ruzimuradov dipenjara di Uzbekistan,
  • Reeyot Alemu dipenjara di Ethiopia,
  • Ta Phong Tan dipenjara di Vietnam
  • Ammar Adbulrasool dipenjara di Bahrain.
  • Bagaimana dengan daftar nama yang lainnya, tidak dijelaskan oleh sumber berita.


Wartawan-wartawan yang dipenjara di seluruh dunia dianiaya, disiksa dan bahkan diasingkan dari negara mereka –Menurut direktur kampanye Komisi Perlindungan Wartawan Lejla Sarcevic. Mereka dipenjara karena mereka kritis, menyoroti pelanggaran yang dilakukan penguasa

Pemerintah semakin mencermati artikel-artikel dan informasi lain.,kemudian mereka akan menggunakan informasi itu terhadap wartawan-wartawan media sosial, blogger dan “citizen-journalist”, untuk menghentikan, memenjarakan, mengasingkan atau mengancam mereka.

Dalam sepuluh tahun belakangan ini, jumlah wartawan yang dipenjara semakin meningkat, khususnya dalam tiga tahun terakhir ini. Tiongkok adalah negara yang paling banyak memenjarakan wartawan, disusul Iran. Selain dari dipenjara, lebih banyak wartawan yang dibunuh.

Organisasi ini berharap kampanye “Press Uncuffed” ini akan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah untuk membebaskan wartawan-wartawan yang dipenjara. (sumber : Voice of America)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline