[caption id="attachment_380091" align="aligncenter" width="600" caption="foto: bbc.news"][/caption]
Inilah 8 Penulis Hebat di Indonesia
Sehubungan dengan World Books Day atau Hari Buku Sedunia, yang baru saja diperingati di berbagai tempat, tepatnya pada tanggal 23 April,2015, maka versi Idwriters.com , telah menetapkan 8 nama Penulis,yang dinilai paling terkenal.
Diantara ratusan ribu penulis di Indonesia, telah terpilih 8 nama yang dianggap paling hebat di Indonesia.Berdasarkan hasil riset melalui internet dan didasarkan atas beberapa kriteria, seperti : banyaknya pemberitaan media ,ulasan dan profile penulis,terutama artikel yang ditulis dalam bahasa Inggeris,
Sica Harum, Eksekutif Direktur Idwriters.com, mengatakan data ini penting untuk melihat siapa penulis yang lebih dikenal di luar negeri dan mengapa mereka dikenal.Mempromosikan penulis-penulis ini di luar negeri penting karena karya-karya mereka bisa menujukkan 'suara Indonesia yang sesungguhnya.'
Selama ini, tidak banyak referensi tentang Indonesia dalam buku-buku berbahasa Inggris. Menampilkan mereka di dunia internasional bisa menunjukkan inilah suara Indonesia Selengkapnya simak daftar Idwriters.com berikut ini.
8 Nama yang Disebutkan adalah :
Pramoedya Ananta Toer
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
― Pramoedya Ananta Toer
Di Penjara oleh 3 Penguasa:
Pramoedya Ananta Toeradalah Satu satunya tokoh Penulis yang pernah di penjara oleh 3 Penguasa
- Belanda karena keterlibatan dalam pasukan pejuang kemerdekaan
- Orde Lamakarena bukunyayang berjudul :” Hoa Kiau di Indonesia”
- Orde Barudianggap berbau Komunis,tanpa ada proses peradilan
Pram menulis belasan novel, termasuk tetralogi paling terkenal, dibuat dalam 10 tahun keterasingannya di Pulau Buru. Pram meninggal pada 2006 diusia 81 tahun. Dianugerahi Ramon Magsasay Award for Journalism, Literature and Creative Communication Arts pada 1995 dan PEN Freedom to Write Award pada 1992.
Sapardi Djoko Darmono
Salah satu bait yang paling terkenal dalam puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Darmono, penulis puisi yang karya-karyanya sering menjadi inspirasi musisi dalam berkarya. Kini Sapardi menjadi professor di Universitas Indonesia dan kerap dijuluki sebagai 'Profesor puisi Indonesia'.
A. Fuadi
Penulis, novelis, dan social entrepreneur. Novel perdananya Negeri 5 Menara mencetak rekor penjualan bagi penerbit Gramedia Pustaka Utama untuk 37 tahun. Negeri 5 Menara adalah satu dari trilogi Negeri 5 Menara, yang kemudian diikuti oleh Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara.
Buku Negeri 5 Menara diadaptasi menjadi film layar lebar dan menjadi salah satu film yang paling banyak ditonton pada 2012. Fuadi juga dikenal atas prestasi akademiknya dengan menerima sembilan beasiswa di luar negeri.
Sitor Situmorang
Sitor Situmorang adalah wartawan, sastrawan, dan penyair Indonesia. Ayahnya adalah Ompu Babiat Situmorang yang pernah berjuang melawan tentara kolonial Belanda bersama Sisingamangaraja XI
Penyair, esais, dan penulis cerita pendek dari Indonesia. Dia lahir pada 1924 dan aktif menjadi jurnalis di Medan, Jakarta, dan Yogyakarta di masa revolusi. Dia termasuk Angkatan 45, kelompok seniman di masa penjajahan Jepang dan revolusi yang karya-karyanya lebih ekspresif dan nasionalis.
Karya-karyanya antara lain koleksi cerita pendek Ibu Pergi ke Surga, kumpulan puisi Dalam Sajak. Kumpulan cerpen Pertempuran dan Salju di Paris (1956) mendapat Hadiah Sastra Nasional dan kumpulan sajak Peta Perjalanan memperoleh Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta 1976. Sitor Situmorang tutup usia pada 91 tahun pada 21 Desember 2014 di Negeri Belanda
Okky Madasari
Penulis novel dan pemenang penghargaan sastra Khatulistiwa 2012 melalui novelnya yang berjudul Maryam, dikenal melalui karya-karyanya yang sarat kritik sosial. Melalui novel Maryam (2012), perempuan kelahiran 1984 ini mengungkap pengusiran warga penganut Islam Ahmadiyah oleh kelompok penentangnya di Nusa Tenggara Barat.
Dan tiga novel karyanya, Entrok (2010), 86 (2011) dan Pasung Jiwa (2013) yang masuk nominasi penghargaan tersebut, juga bergenre realis.
Leila S. Chudori
Penulis dan jurnalis Indonesia yang telah beberapa antologi cerita pendek, novel, dan skenario TV dan film. Dia bergabung di majalah Tempo sejak 1989 hingga sekarang. Leila mulai menulis sejak usia 12 tahun pada 1974 di majalah anak Si Kuncung, Kawanku dan Hai.
Koleksinya cerita pendek Malam Terakhir telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan bukunya berjudul 9 Dari Nadira dianugerahi Penghargaan Sastra Badan Bahasa Indonesia. Kedua buku ini sekarang dalam proses yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Yayasan Lontar dengan judul The Longest Kiss.
Laksmi Pamuntjak
Wanita berdarah Minang,yang lahir di Jakarta, pada tanggal 24 Desember, 1971 ini ,kendati relatif masih muda, namun ternyata berkat hasil karya tulisnya yang cemerlang, mengangkat namanya dan disejajarkan dengan tokoh tokoh penulis besar..Ia seorang penyair, novelis dan penulis makanan. Beberapa karyanya adalah dua koleksi puisi, Ellipsis (2005) dan The Anagram (2007), serta panduan kuliner Jakarta Good Food Guide.
Ayu Utami
Wania,yang pernah memenangkan Kontes Kecantikan ini, ketika masih remaja, lebih meminili untuk menjadi penulis. Karyanya berupa: sejumlah Novel, Cerpen dan artikel. Saman (1998) adalah salah satu karyanya yang paling membuat namanya meroket dikalangan Penulis..
Buku ini diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Pamela Allen pada 2005. Dalam buku ini, justru Ayu Utami, menulis tentang seks dan politik,serta mengangkat isu-isu yang dianggap tabu diperbincangkan oleh kaum perempuan.(sumber : bbc,news/Wikipedia.co.id/sumber lainnya)
Catatan penulis:
Membaca tentang keberhasilan para penulis ini, mengabadikan nama mereka,tidak hanya di dunia tulis menulis di tanah air, tetapi juga akan tetap dikenang sepanjang masa. Setidaknya akan mampu menginspirasi dan memotivasi kita untuk senantiasa menulis. Apalagi bila kita berkaca dalam kisah hidup tragis yang dialami Pramudya Ananta Tour, seharusnya lebih melambungkan rasa syukur ,karena kita bisa menjadi penulis yang bebas dan berada dialam bebas,bukan dipenjara.
Iluka, 25 April,2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H