Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Inilah Hasil Wawancara Presiden R.I . Jokowidodo dengan Radio Aljazeera

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425857889802324792

[caption id="attachment_372094" align="aligncenter" width="384" caption="ft.aljazeeera broadcat/ ketika mewawancarai Presiden R.I. face to face"][/caption]

Inilah Hasil Wawancara Presiden R.I. Jokowidodo dengan Radio Aljazeera

Pelaksanaan eksekusi hukuman matiterhadap Chan (31 tahun) dan Sukumaran (33 tahun) ,sejak sebulan terakhir menjadi headline berita dihampir tiap media. Kelompok pro dan kontra,saling memberikan argumentasinya, yangtentu masing masing memiliki kebenaran dari sudut pandang yang berbeda.

Nah , dibawa ini, ada kutipan dari wawancara khusus antaraAl Jazeera Broadcast dengan Presiden R.I .Jokowidodo, yang saya kutipinti pembicaraannya,sebagai berikut:

An exclusive one-one-one interview with Al Jazeera correspondent Step Vaessen, set to air at 04:30GMT on Saturday, Joko Widodo said "as a human being I feel it too" when asked about the executions which are set to take place soon.

“About 4,5 million people need to be rehabilitated because of drugs. Please do not see the traffickers, but also the impact of the drugs trafficking, Please do visit the drugs rehabilitation centre ,when they are screamingdue to the drugs addiction >People must see this from both side, not from only one side”

The constitutionand exciting laws still allow the death penalty ,but ,in the future ,if it is necessary to change it and thepeople really want it, why not ?”

(terjemahan bebas) Kalau ditanya tentang hukuman mati ,secara pribadi ,saya juga merasakan yang sama.”(kata Jokowi)

Sekitar 4,5 juta orang sedang dalam pusat pusat rehabilitasi karena kecanduan narkoba. Mohon jangan hanya melihat dari satu sisi saja, tetapi kunjungilah pusat rehabilitasi ini, Dengarkanlah ketika mereka itu meraung raung ,ketika ketagihannya kambuh, Orang hendaknay melihat dari dua sisi,Jangan hanya memandang dari satu sisi saja”

(Selanjutnya Presiden Jokowi ,juga mengatakan) :” Konstitusi dan hukum yang sedang berlaku saat ini, masihmengijinkan untuk hukuman mati,Tetapi dimasa yang akan datang, bila dirasakan perlu untuk mengubahnya dan masyarakat sungguh sungguh menginginkannya,kenapa tidak?” ( sumber : Aljazeera)

[caption id="attachment_372095" align="aligncenter" width="400" caption="sumber foto: aljazeera.com"]

1425858221896046838

[/caption]

Berita Ini Juga Dikutip oleh Mercury Magazine terbitan di New South Wales, yang memberikan berita yang berimbang . Bahwa dalam hati kecil setiap manusia, termasuk Jokowi, tentu tidak ada yang senang untuk “membunuh orang” siapapun adanya .Namun dibalik semuanya itu, penderitaan jutaan orang ,yang disebabkan olehkejahatan segelintir orang,tentunya perlu mendapatkan perhatian serius. Dan dalam hal ini, maka hukumlah yang berbicara,bukan lagi perasaan hati seseorang,termasuk perasaan seorang presiden.

Mount St.Thomas, 9 Maret , 2015

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline