[caption id="attachment_335055" align="alignleft" width="640" caption="gambar dan teks dari majalah JetStar"][/caption]
Iklan ”Merah Putih dan Babi Guling”
Dalam penerbangan dari Gold Coast ke Sydney, daripada duduk bengong, maka saya meraih sebuah majalah ”JetStar”, dengan sampul yang full colour dan menarik. Saya mencoba mencari artikel yang mungkin menarik dan bermanfaat untuk dibaca. Tiba-tiba pandangan mata tertuju pada sebuah gambar dengan background Lobby Hotel yang menarik. Sepintas, saya menilai sebuah iklan dari 5 Star Hotel atau setidaknya hotel berbintang 4.
Tetapi amat kaget membaca iklan yang terdapat pada halaman 137 dari majalah berbahasa Inggris ini karena di sana tertulis: “Merah Putih’s 5 Hour Slow Roast” Babi Guling”.
Mendadak sontak ada perasaan sangat tidak nyaman saya rasakan. Saya mencoba mengalihkan perhatian dengan berpikir, "Ini bukan urusan saya.” Namun, jujur perasaan saya jadi terusik. Karena kendati saya dan istri sudah berdomisili di Australia sejak 10 tahun lalu, tapi saya tetap adalah salah satu dari 250 juta rakyat Indonesia.
Walaupun di halaman ini tidak dipajang gambar bendera Merah Putih, namun dua kata ini sesungguhnya sudah melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, ”Merah Putih”. Warna dari bendera pusaka Indonesia. Mengapa dipadukan dengan iklan Babi Guling!?
Tidak Bisa Menepis Kegalauan Rasa Hati
Selama dalam penerbangan, pikiran saya terpaut dengan iklan yang membuat hati saya menjadi risih dan galau. Entah mungkin karena semakin bertambah usia, semakin sensitif merespons sesuatu? Entahlah. Namun usaha saya untuk menepis kegalaun ini tidak berhasil.
Lama saya mempertimbangkan, apakah tulisan ini akan saya posting atau tidak. Dengan pertimbangan kalau saya posting “untungnya” tidak ada bagi saya pribadi. Malah bukan tidak mungkin saya dianggap ”sok berjiwa nasional” atau malah yang lebih parah lagi ”mau jadi pahlawan kesiangan”, "hal-hal sepele saja dijadikan artikel!”
Namun, akhirnya saya memutuskan untuk mem-publish artikel kecil ini, dengan harapan agar orang yang bertanggung jawab atas pemasangan iklan ”Merah Putih dan Babi Guling“ ini sesegera mungkin mengganti iklannya dengan bahasa yang lebih santun.
[caption id="attachment_335057" align="aligncenter" width="360" caption="majalah jetStar yang ada disetiap kursi penumpang Jetstar"]
[/caption]
Hanya sebuah Harapan
Tentunya tulisan ini hanyalah merupakan sebuah himbauan karena penulis bukan pejabat yang berwenang untuk menegur, apalagi melarang. Ada banyak bahasa iklan yang jauh lebih menarik, santun, dan tidak menyinggung siapa pun, apalagi sampai menciderai penghargaan kita terhadap bendera Sang Saka Merah Putih. Walaupun dalam iklan tidak ditampilkan gambar bendera Merah Putih, namun setiap warga negara Indonesia seyogyanya tahu bahwa dua suku kata ini, ”Merah Putih” sudah identik dengan negara dan bangsa Indonesia.
Tulisan kecil ini sudah diedit sedemikian rupa untuk menghilangkan kalimat-kalimat, yang mungkin terasa seakan men-justice si Perancang Iklan Merah Putih. Saya tidak membahas dari sudut pandang hukum, karena saya sama sekali tidak mengerti tentang hukum yang terkait dengan penerbitan iklan, yang dapat diinterprestasikan sebagai penghinaan terhadap sesuatu yang seharusnya dihargai dan dihormati.
Majalah JetStar
Bagi yang ingin membaca lebih jelas, bisa menemukannya pada Majalah JetStar, terbitan Juli, 2014 ,pada halaman 137
Pesawat JetStar 401 , 25 Juli, 2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H