[caption id="attachment_335490" align="aligncenter" width="479" caption="Berada ditempat tinggi, mendekatkan diri kepada alam/doc.pri"][/caption]
Shoalhaven Adventure Taklukkan Ketakutan Dalam Diri
Berkendara dari Mount Saint Thomas menuju ke Soalhaven membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Tidak begitu ramai pengunjung dipagi ini. Lokasi ini terlihat sangat dijaga keasriannya. Pohon pohon yang menjulang tinggi dan batu batuan raksasa yang cukup menantang, karena terjal dan tinggi.
Pengunjung terbagi atas dua aktivitas,yakni menyaksikan hewan hewan spesifik Australia, seperti Kangguru, Koala, Wombat dan berbagai jenis burung yang dilindungi. Sedangkan aktivitas lainnya adalah Adventure, yakni menerobos hutan dan mendaki bukit yang tidak terlalutinggi, namun harus mendaki batu batuan yang besar dan licin.
[caption id="attachment_335491" align="aligncenter" width="512" caption="doc,pri"]
[/caption]
Memandang keatas, membuat saya tertantang untuk mencoba mendaki dan sekaligus menguji kemampuan diri, setelah lebih dari 2o tahun tidak pernah lagi mendaki gunung. Saya mencoba menapaki perlahan lahan dan merayap keatas. Namun baru diketinggian 2o meter, ketika melihat kebawah, entah kenapa tiba tiba saya merasa gentar. Saya berhenti sesaat dan menyadari bahwa diri saya sudah berubah. Padahal dulu saya tidak kenalapa yang namanya gentar dan takut. Namun kini ,barusejengkal sudah goyah.
Yang menjadikan perjalanan ini menjadi rumit , adalah karena sama sekali tidak ada tanda tanda penunjuk jalan untuk menemukan jalan setapak menuju keatas bukit batu ini. Semuanya dibiarkan persis seperti apa adanya.Sehingga saya kesulitan dalam memutuskan arah mana untuk keatas dan arah mana yang malah menuju ke samping. Karena ketika berhadapan dengan batu yang sebesar rumah, tentu tidak mungkin bisa di daki
Terus Mendaki atau Turun
Dalam kebimbangan hati ,saya berhenti sesaat, sambil menenangkan pikiran. Mencoba memotivasi diri, bahwa dulu saya sudah beberapa kali mendaki gunung Singgalang dan Merapi di Sumatera Barat. Dibandingkan dengan ketinggian sebuah gunung, bukit yang ada dihadapan saya ,sesungguhnya tidak ada apa apanya. Kalau saya turun, berarti untuk selanjutnya saya tidak pernah lagi akan berani mendaki gunung.
Selang beberapa saat, semangat saya mulai pulih . Saya memutuskan untuk melanjutkan mendaki sejauh mana saya mampu. Setidaknya, saya tidak akan turun saat ini. Maka saya mulai melangkahkan kaki ,menapaki dengan sangat hati hati batu batu yang cukup licin. Tapi saya tidak melihat kebawah, karena kuatir akan mengoyahkan semangat .