[caption id="attachment_356532" align="alignnone" width="663" caption="foto: baltyra .com"][/caption]
DedikasiTerhadap Masyarakat lewat Tulisan
Dedikasi merupakan keikhlasan untuk mengaplikasikan hidup berbagi terhadap sesama. Bila kita meletakkan kata :”dedikasi” sebagai sebuah pengorbanan,baik merupakan pengorbanan tenaga, pikiran ,waktu atau materi, demi untuk mewujudkan niat baik kita, maka dedikasi akan menjadi tawar ,karena ada unsur keterpaksaan di dalam melaksanakannya. Akan tetapi bila kita menghayati dedikasi sebagai sebuah keikhlasan untuk berbagi, maka dedikasi akan mendapatkan tempat yang sesungguhnya dan harkat dan martabat kita sebagai manusia.
Guru yang terbaik untuk dapat memahami dan menghayati arti dan makna yang sesungguhnya dari dedikasi adalah alam semesta ini. Kita bisa belajar dari Matahari, yang dengan setia memberikan kehangatan, tanpa menghanguskan dan tidak pernah mengharapkan balasan apapun.
Tanah tumpah darah ,dimana kita dilahirkan dan dibesarkan,namun tak pernah mengharapkan sesuatu balasan dari kita Alam mengajarkan kepada kita, untuk menerapkan hukum saling asah dan saling asuh..
Dedikasi Terhadap Masyarakat :Lewat Tulisan
Tidak setiap orang dapat melakukan hal hal spektakuler dalam hidupnya,tetapi setiap orang dapat berbuat hal hal kecil yang bermanfaat untuk lingkungan dan sesamanya ,misalnya lewat sebuah tulisan. Karena sesungguhnya , hidup itu sendiri adalah merupakan pengabdian tanpa akhir
Hidup adalah pengabdian tanpa ahkir
Kata “pengabdian” bermakna luas. Bisa artinya:
- mengabdi kepada Tuhan Sang Pencipta.
- mengabdi pada negara dan bangsa.
- mengabdi untuk kemanusiaan.
Melihat ,mendengar dan menyaksikan sendiri penderitaan orang lain,akan membuka mata hati kita,bahwa hidup tidak hanya sekedar berlomba mencari kesenangan diri,melainkan untuk menjadikan hidup kita bermanfaat,tidak hanya bagi diri sendiri dan keluarga,tetapi juga untuk orang lain,siapapun ia.
Ikut ambil bagian secara proaktif dalam aksi kemanusiaan ini,akan menjadikan kita berjiwa besar dan bebas dari segala pengkotak kotakan manusia ,baik berdasarkan suku,budaya dan agama . Kita hanya melihat bahwa yang ditimpa bencana adalah sesama kita manusia,yang patut ditolong .
Belajar dan mengambil hikmah dari setiap kejadian,akan mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita kumpulkan dalam waktu belasan tahun, bisa saja dalam waktu singkat hanya tinggal puing puing saja,
Belajar dari pengalaman adalah baik sekali,tetapi belajar dari pengalaman orang lain,akan menghadirkan pencerahan dan kearifan hidup dalam diri kita.
Untuk mengabdikan diri bagi kemanusiaan ,tidak harus menunggu terjadi nya bencana alam. Setiap saat,dimanapun kita berada ,kita dapat mengawalinya niat baik kita , dengan selalu siap sedia membantu, tanpa membedakan warna kulit,kedudukan dan agama.
Membantu disini,tidak selalu diartikan membagi uang atau materi. Uang bukanlah satu satunya alat yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ini. Ada banyak jalan yang dapat ditempuh,misalnya:
- membantu dengan berbagi perhatian
- berbagi kasih sayang
- berbagi pengalaman,
- berbagi ilmu
- berbagi empati.
Yang tentu semuanya dilakukan dengan tulus,tanpa mengharapkan imbalan. Tidak ada batasan usia ,pendidikan dan budaya,untuk bisa mengabdikan hidup kita bagi kemanusiaan.
Namun sebelum orang bisa sampai keperingkat demikian, tentunya harus diawal lebih dulu dengan memiliki dan menghayati arti kata “tanggung jawab”
Setiap insan dikaruniai oleh Sang Pencipta,kelengkapan instrument kejiwaan,sehingga diberikan kesempatan untuk dapat :
- berpikir,
- mengambil sikap
- memutuskan
- berbuat
- bertanggung jawab.
Kesadaran manusia akan tanggung jawab,untuk segala perbuatannya ,adalah merupakan manifestasi atau perwujudan ,bahwa ia memiliki harga diri. Hanya orang orang yang memiliki harga diri, yang dapat menghargai dan peduli pada orang lain.Manusia yang tidak tahu menghargai diri sendiri,mustahil dapat diharapkan akan lahir rasa pengabdian /dedikasi di dalam dirinya
Apabila manusia sudah memiliki dan mempraktekkan hal hal yang sangat mendasar ini, maka barulah memungkinkan orang untuk mendedikasikan hidupnya bagi sesama.
Hidup baru ada nilainya, bila hidup kita ada manfaatnya bagi orang lain. Tanpa hal ini, maka hidup kita akan menjadi sia sia.
Kemayoran, 28 November, 2014
Tjiptadinata Effendi