Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Terapkan Toleransi, Dr. Rosnida Sari – Dosen IAIN Terancam Jiwanya

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14209564362090173658

sumber berita;foto: abcnews

Terapkan Toleransi ,Dr,Rosnida Sari - Dosen IAIN terancam jiwanya dan juga keluarganya.

Sebuah koalisi masyarakat sipil Indonesia mendesak pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada Dr Rosnida Sari, dosen Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, yang mendapat ancaman dan intimidasi karena mengajak mengajak mahasiswanya berdiskusi di dalam gereja sebagai bagian dari upayanya membangun perdamaian di Indonesia.

Artikel ini ,pernah di posting juga di sini dengan judul :”Dosen IAIN Mengajak MahasiswanyaKe Gereja::”mendapat banyak sambutan dan komentar di sosial media, banyak yang mendukung, dengan sebagian lainnya mengecam tindakannya membangun pemahaman antar agama tersebut. Dr Sari juga menerima ancaman lain termasuk ancaman pembuhuhan terhadap dia dan keluarganya.

Sebuah koalisi masyarakat sipil mengatakan selain menjamin keselamatan Sari dan keluarganya, pemerintah harus juga menjamin perlindungan bagi dosen, mempromosikan toleransi, dan kebebasan akademik di kampus. Mereka juga  meminta kepada Menteri Agama, karena UIN Ar-Ranity Banda Aceh adalah institusi pendidikan dibawah Kementerian Agama untuk menyatakan pendapat bahwa apa yang dilakukan oleh Rosnida tidak melanggar dan memberikan dukungan aktif.

Dian Kartika, salah seorang juru bicara koalisi mengatakan kepada Jakarta Post agar Presiden Joko Widodo untuk menjamin  perlindungan secara nyata kepada salah satu warganya (Dr. Rosnida Sari) yang saat ini dalam ancaman baik dirinya maupun keluarganya


Dosen IAIN Ajak Mahasiswa ke Gereja
(artikel sebelumnya)

Tulisan ini tentunya tidak ada hubungannya dengan SARA ataupun pelecehan terhadap suatu agama. Tapi justru merupakan hal yang mungkin bisa dijadikan inspirasi  bagi orang banyak,bagaimana sesungguhnya hidup damai dalam keberagaman,tanpa sama sekali kehilangan jati diri kita.Tulisan ini juga jauh dari maksud menampilkan sebuah artikel yang dapat memancing kotroversial, melainkan semata diharapkan ada manfaat positif yang dapat dipetik dari padanya.

Terinspirasi Ketika Belajar di Australia

Terilhami apa yang dialaminya ketika belajar di Universitas Flinders di Australia Selatan, Rosnida Sari, dosen IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh mengajak para mahasiswanya mengetahui agama lain dengan berkunjung ke sebuah gereja di sana.

Pengalamannya  yang sangat berkesan dengan mahasiswa-mahasiswi nya.menginspirasinya nntuk melakukan sebuah terobosan baru.Salah satu mata pelajaran yang di asuhnya adalah Study Gender dalam Islam. Sepertinya menarik jika mahasiswa yang semuanya Islam ini belajar juga tentang bagaimana agama lain melihat relasi laki-laki dan perempuan di agama mereka.

Saat berteman dengan teman-teman lokal ia sering datang memenuhi undangan mereka seperti BBQ, piknik bahkan house warming party. Ketika mereka tahu ia  beragama Islam dan senang mengunjungi gereja-gereja, mereka berkata bahwa mereka malah tidak pernah mengunjungi mesjid, dan mereka ingin berkunjung ke mesjid suatu saat.

Tinggal di Host Family

Untuk pertukaran Mahasiswa ataupun siswa, maka setiap calon mahasiswa bisa memilih ataupun mengetahui terlebih dulu, tentang kondisi keluarga dan rumah tangga ,dimana ia akan menetap selama dalam proses belajar. Pemerintah Australia ,sudah terlebih dulu melakukan penelitian,sebelum mengijinkan warga menerima tamu dari luar negeri untuk tinggal dirumahnya selama belajar. Khususnya bagi mahasiswa yang termasuk dalam program pertukaran mahasiswa.

Ketika tinggal bersama keluarga penduduk setempat inilah ,merupakan kesempatan ,untuk dosen IAIN  INI,  mengikuti beberapa kegiatan gereja yang digawangi oleh ibu. Ibu giat melakukan kegiatan charity seperti membuat club merajut bagi para perempuan di lingkungannya. tujuannya adalah sebagai tempat berkumpul bagi para perempuan untuk berbagi cerita. Begitu juga sebagai wadah bagi para pendatang baru di lingkungan yang dekat dengan gerejanya, seperti para pendatang dari Rumania atau Vietnam,.Yang mungkin belum mempunyai kenalan di lingkungan tersebut.

Terapkan Hidup dalam Keberagaman

Dengan mengikuti klub merajut ini, ibu dan teman-temannya dari komunitas lokal bisa membantu para pendatang baru ini tadi, yang bisa jadi belum bisa berbahasa Inggris atau belum mempunyai perlengkapan rumah tangga, seperti sofa atau meja makan. Peralatan ini, terkadang diberikan dengan cuma-cuma oleh anggota gereja.

Kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan Australia, khususnya Adelaide tidak terlepas dari beasiswa yang didapatkan dari pemerintah Aceh untuk melanjutkan study  di Flinders University. Pemerintah Aceh memberikan beasiswa bagi guru dan dosen yang selamat dari musibah tsunami 2004.

Tercatat sebagai seorang dosen baru pada tahun 2006 sehingga berhak untuk ikut tes mendapatkan beasiswa ini. Salah satu negara yang memberikan sumbangan sehingga menjadi beasiswa adalah Australia.

Berdasarkan pengalaman tersebut ia lalu mencoba mencoba menjadi ‘jembatan’ perdamaian bagi umat Kristiani dan Islam di kota saya sekarang, Banda Aceh. Saya kira sudah saatnya saya ‘membalas’ kebaikan mereka dengan menjadi semacam ‘pembawa damai’ untuk agama dan budaya yang berbeda ini.(sumber; abcnews.radioaustralia)

Tanpa bermaksud mengintervensi urusan internal suatu agama ,kita berharap pemerintah sedini mungkin melakukan tindakan preventif,untuk mencegah hal hal yang tidak diingini. Agar negara Indonesia sebagai negara hukum, dapat berperan untuk mengayomi seluruh warganya

Kupang, 10 Januari, 2015

Tjiptadinata effendi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline