Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Inilah Sebabnya Saya Tidak Menyukai Jokowi...

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah Sebabnya Saya Tidak Menyukai Jokowi…

Saya sudah berusaha mawas diri, agar senantiasa mensterilkan tulisan saya dari hal hal yang berbau politik dan agama. Namun mungkin karena berjam jam terperangkap dalam kemacetan dan banjir di Jakarta, sehingga kami bahkan tidak bisa pulang kerumah.membuat kesabaran saya tak terkontrol lagi.

Karena Sopir Taksi yang tugasnya adalah mengendarai kendaraannya untuk mengantarkan kami ke apartement, malah mengeluarkan berbagai umpatan terhadap Presiden R.I. Joko Widodo.Seharusnya ,kalau ada omelan itu, semustinya keluar dari mulut saya.Karena merasa sudah rugi 500 ribu,maka saya merasa lebih berhak mengomel.daripada sopir taksi yang dapat rejeki plus dari kantong saya ..ee maksunya dari tas istri saya


  • Pertama. Jarak tempuh yang biasanya dari bandara Sukarno Hatta ke Apartement kami, paling banter Cuma 30 – 40 menit, karena jaraknya hanya 30 km, kini dalam waktu 8 jam ,kami masih berada di jalan raya.
  • Argo taksi yang biasanya hanya berkisar antara Rp.120.000- saat ini, sudah menanjak keangka diatas 400 ribu rupiah dan belum ada tanda tanda kapan kami bisa sampai dirumah

Kami meninggalkan hotel Lading di Banda Aceh pada jam 3.30 dinihari, mana ada sarapan sepagi itu

Rasa kantuk,lapar dan pingin ke tioilet tertahan selama 8 jam.bisa dibayangkan

Sopir Mengomel Kayak Knalpot Rusak

Tapi kami memilih berdiam diri ,menerima keadaan. Karena sudah tahu ada petata petitih:” Sudah tahu Jakarta macet dan banjir, sapa suruh ente datang ke Jakarta?!”

Eeh malah Sopir Taksi berlagu kayak Politikus kebakaran celana. Segala umpatan dikeluarkan:


  • Jokowi ini tidak bertanggung jawab, masalah banyak ,eeh malah pesiar bersama bininya keluar negeri
  • Bisanya Cuma cengangas cengenges ,tapi nggak berani bertindak
  • Masa presiden takut,bikimmalu kita orang saja.
  • Makanya syukur saya dulu nggak milih tuh si tukang mebel
  • Saya ini dosen difakultas Politik lho Pak,hanya sore dan malam saya jadi sopir

Sudah 2o tahun saya Tidak Marah

Rasanya sejak usia saya 50 tahun, saraf marah saya ,sudah saya simpan dan tak pernah dikeluarkan lagi,Tapi Sopir yang berlagak politikus bulung ini, bikin saya sewot,rasanya jadi mual dan pingin turunsaja dari taksinya.Namun apa daya,ada 2 koper,yang tidak mungkin saya pikurl dan berjalan kaki pulang kerumah. Maka saya tepuk pundaknya Sopir yang masih muda ini,sambil berkata, :” Bung, sudah cukup “

Saya tidak suka Jokowi di obok obok, seperti ini, karena :


  • Jokowi adalah Presiden R.I yang sah
  • Mengritik itu ada tata kramanya,tidak asal maki sana maki sini
  • Penonton memang biasanya lebih pintar dairipada pemain
  • Kalau bukan kita yang menghargai Presiden kita siapa lagi?

Anda lupa bahwa saat ini,anda adalah seorang sopir taksi, bukan seorang dosen. Jadi simpan kuliah poltiik anda untuk mahasiswa anda, okay?

Mungkin mendengar suara saya yang sudah tidak lagi ramah, tiba tiba bung Sopir mengubah sikap bicaranya:” Maapin saya pak..tadi saya lupa diri,,,”Sesaat semuanya hening ,hingga kami diantarkan di hotel Grand Menteng, karena tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah…

Setelah istri saya membayar taksi sesuai argo, 475 ribu, plus 10 ribu,sehingga total hampir setengah juta rupiah. Saya menghibur diri, sambil melantunkanlagu favourite saya:” Sudah tau Jakarta banjir dan macet, sapa suruh ente datang kemari……”

Tulisan ini saya tulis untuk mengatasi kejenuhan, karena sudah 7 jam perjalanan dari Kediri menuju ke Yogya, masih belumtampak tanda tanda bahwa kami bisa beristirahat. Sementara jalan kendaraan gonjang ganjing, yang memabukkan..,,,

Karena itu saya sisipkan di kanal catatan harian,,agar jangan sampai saya dimarahin istri dan anak cucu,,,yang selalu mengingatkan ,agar saya menjauh dari ranah politik,,

Jalan raya Ngawi , 12 Pebruari, 2015

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline