Lihat ke Halaman Asli

Menghidupi Hidup Sehidup-hidupnya

Diperbarui: 22 Juli 2016   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Socrates pernah berkata, "The unexamined life is not worth living." Mungkin perkataan ini penting untuk direnungkan dalam masa kini. Di tengah hiruk-pikuknya aktivitas sehari-hari, pandangan akan kehidupan yang utuh seringkali menjadi kabur. Potret yang terlihat hanya tertuju pada daftar pekerjaan yang perlu diselesaikan, tagihan-tagihan yang perlu dibayar, makanan yang tersaji di meja, padatnya kendaraan di jalan raya, papan-papan reklame yang beraneka ragam, dan lain sebagainya. Potret ini bukan sehari, dua hari terlihat; betapa mengerikannya jika pemandangan ini yang terlihat setiap harinya! Potret hidup ini akhirnya mengaburkan hidup itu sendiri: mengapa melakukan yang dilakukan?

Beberapa orang berhasil melihat menembus potret yang menyesakkan ini dan masuk ke dalam dunia mimpi. Ya, mimpi. Imajinasi. Angan-angan. Harapan. Masa depan yang lebih baik. Bayangan akan hidup aman, damai, nyaman, serba berkecukupan terlihat jelas dibalik hingar-bingarnya kehidupan yang dijalani. Bayangan ini seolah-olah menjadi kekuatan untuk terus mendayung, angin segar yang berhembus membawa kapal kehidupan menembus ombak kehidupan yang senantiasa menerjang: untuk mencapai pulau impian, untuk menghidupi hidup sehidup-hidupnya.

Akan tetapi, potret ini mendadak menjadi gelap, hampa. Ya, kapal telah menabrak sebuah gunung es kengerian yang disebut kematian. Kapal tenggelam, ke dasar lautan yang begitu dalam. Mimpi dan angan-angan seakan-akan menguap ditelan kegelapan. Bukan karena tidak berarti, tetapi karena kehilangan arti. Kehilangan arti karena kefanaan bertemu dengan kekekalan. Pertanyaan yang sama kembali terulang: mengapa melakukan yang dilakukan?

Jika demikian, mengapa memulai mendayung? Mengapa susah payah mencari kehidupan yang hidup?

Ada pertanyaan yang lebih menarik lagi: mengapa bukan mendayung dari kekekalan?

Perkataan Socrates masih menggema sampai sekarang, "The unexamined life is not worth living."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline