Lihat ke Halaman Asli

Ahh, Setelah Euforia Ini, Aku Harus Bekerja Lagi

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERJUANGAN.

Kata ini sudah lama aku kenal. Sudah lama aku mengenal kata ini. Belakangan aku sangat ingin meresapinya.

Aku merasa hidup ini mengajak ku untuk berjuang. Berjuang untuk apa ?

Untuk kata-kata ini ?

Tadinya kata ini aku pikir untuk menegaskan bahwa, hidup ini perlu makan. Kita semua perlu mempertahankan hidup ini. Keep survival, staying alive. Kita mempunyai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hanya karena itu ?

Ya, hanya karena itu lah kita semua berjuang, melakukan perjuangan, berjuang ditengah waktu dan perubahan. Kenyataan ini sudah masuk di alam bawah sadar kita. Sehingga ketika nafas ini mulai terasa untuk disadari kita selalu bertemu dan menghadapi kenyataan ini. Otomatis.

Ketika sedang menjalani proses perjuangan, ada hasil yang sudah dapat kulihat. Aku sudah bisa makan sendiri, tanpa disuapi. Aku sudah bisa meraih tempat yang satu ke tempat yang lain tanpa merepotkan siapa-siapa. Aku juga sudah bisa mengatur apapun yang akan aku lakukan, tanpa komando sekalipun. Aku bahkan sudah bisa meminjamkan alat tulisku kepada temanku yang entah tidak memilikinya, tertinggal, atau tidak mampu membelinya. Dan kadang-kadang memberikannya.

Tapi bukan berarti, perjuangan sudah berakhir.

Mengapa ?

Anehnya, ditengah aku sedang repot mempertahankan hidupku, aku malah mengurus kehidupan orang lain. Yah lihat sajalah seekor semut yang sok menggendong 2-3 temannya yang lunglai ditengah jalan. Walaupun nyatanya dia tidak pernah sendiri.

Bukanlah suatu derajat yang lebih tinggi. Bukanlah kaum berlebih yang sudah mencapai level tertinggi mencari butiran pengisi perut. Bukanlah orang bodoh yang tidak tahu cara mengatur sesuatu dan akhirnya secara tidak sengaja jatuh pada kubangan air.

Dan bukanlah seorang OKB yang memanggil manusia lainnya dengan teriak-teriak, jika ada makhluk yang hidup menyerupai semut itu.

Entah darimana wangsit ini datang, dengan tanpa aku membayar harga untuk bersemedi

Kenyataan bahwa aku selalu suka dengan menjadi supir delivery order dengan target 10 menit tiba ditengah hujan lebat, menjadi santa klaus yang diam-diam melalui cerobong asap, dan menjadi badut keliling yang sangat menikmati tertawaan para peniru yang ulung.

Dan aku bermimpi bahwa semua makhluk menikmati wangsit ini. Dalam alam bawah adarnya.

Sugeng Makaryo untuk segenap rakyat Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline