Lihat ke Halaman Asli

Tjhen Tha

Speed, smart and smile

Electric WAR (eWAR)

Diperbarui: 1 Desember 2021   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

eLove sepertinya sedang berusaha menaklukan dominasi kimia cinta (chemical-bond) melalui aplikasi Tik-Tok challenge dengan lagu electric-love yang menjadi trend dikalangan remaja saat ini dengan tagar #kissmybestfriend.

Sengatan kisah cinta jaman-now sepertinya tidak mau  kalah dengan kisah kasih Laila-Majnun atau Romeo-Juliet. Beberapa hari belakangan ini kita dikejutkan dengan berita yang disampaikan wartawan Jerman mengenai Putri Mahkota Catharina Amalia dari Kerajaan Belanda yang sedang jatuh cinta dengan Putra Mahkota Pangeran Gabriel dari kerajaan Belgia. Mereka berhadapan dengan Undang-undang kerajaan Belgia yang melarang adanya Royal Married diantara kedua negara.

Mantan Perdana Menteri Belgia menyatakan tidak mungkin merubah undang-undang yang sudah berusia 200 tahun lebih, namun putri Belanda yang tahun ini akan memasuki masa kuliah menunjukkan secara keseriusan dalam hubungannya, secara diplomatis dia menolak tunjangan beasiswa dari pemerintah Belanda dengan alasan masih banyak anak-anak muda yang membutuhkan beasiswa tapi tidak mendapatkannya.

Kita masih belum tahu akhir kisah cinta tersebut, kisah cinta Putri Mako dari kerajaan Jepang yang menikahi warga biasa, kemudian harus meninggalkan Jepang dan membuat masyarakatnya terbelah.

Tulisan ini berusaha untuk tidak terjebak pada drama roman picisan tapi akan berfokus pada eWAR yang dapat diartikan electric-WAR atau energy-War tetapi lebih kepada electricity-WAR yang bercerita tentang perjuangan energi listrik dalam proses penyucian dirinya.

Awal bulan November ini, dunia dimeriahkan dengan perhelatan COP26 di Glasgow, Inggris dalam ambisi global untuk mengatasi perubahan iklim pada tahun 2050.

Namun ambisi ini menjadi blunder karena masing-masing negara tidak mempunyai rencana kongkrit dan realistis. Pakde Jokowi dalam pembukaan EBTKE Conex pada 22 November 2021 juga menyadari hal ini dan turut men-challenge kalau ada yang dapat memberikan solusi.

Mungkin kita perlu meluncurkan Tik-Tok challenge dengan tagar #kissEndonesa atau Electrizen-Indonesia dengan menggunakan lagu “Lathi” dari grup band electronic “Weird Genius” untuk mencari potensi solusi masalah perubahan iklim seperti harapan pakde.

Sebenarnya, ambisi COP26 Glasgow adalah salah satu produk setimen keberhasilan COP21 Paris yang diadopsi negara-negara dunia. Amerika yang sempat menyatakan keluar pada masa pemerintahan Trump dan kembali mengadopsi COP21 pada masa peerintahan Biden.

Persaingan antara Perancis dan Inggris sudah berlangsung lama sejak awal abad pertengahan. Perancis mulai menjelajahi dunia dan menaklukkan Afrika Utara, Asia Barat, Amerika Utara dan Selatan dan menjadi yang terbesar saat itu. Kemudian dominasi Perancis mulai redup ketika raja George III dari Inggris berhasil mengalahkan raja Bonaparte dari Perancis pada tahun 1815 dan membuat Inggris menguasai dua pertiga dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline