Lihat ke Halaman Asli

Tjhen Tha

Speed, smart and smile

Botram

Diperbarui: 19 September 2021   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kolase - Botram

Bermula dari tradisi Ngaririung berkumpul dengan temen-temen lama saling berbagi cerita dan pengalaman. Lama-lama tradisi ini semakin memberatkan kalau dilakukan di cafe dan restoran membuat kantong bolong.

Akhirnya diputuskan untuk beralih ke tradisi leluhur yang lebih bersahaja, setiap ngaririung masing-masing membawa sendiri makanan untuk dimakan lesehan bersama. 

Di negeri leluhur Sunda tradisi ini disebut Botram. Salah seorang temen mencelenk untuk melakukan botram di negeri orang, kebetulan dia akan mengunjungi anak-anaknya yang sedang sekolah disana.

Segeralah dilakukan perencanaan dan persiapan perjalanan paket murah meriah, walaupun ndak back-packer kita lebih kepada koper-packer karena harus diisi dengan perlengkapan masak, makanan kering nusantara dan mie instant kebanggaan bangsa. 

Untuk perbekalan, ibu mertua tercinta mengirimkan kami dari Medan rendang (makanan terlezat sedunia), ikan teri nasi sambal lado yang dimasak dengan irisan tempe bersama kacang tanah dan ikan asin/pari.

Semua perbekalan disebar diberbagai koper antisipasi pemeriksaan di bandara. Untuk penginapan kita menggunakan R&B atau rental room milik penduduk.

Belakangan disadari tempatnya sangat jauh dikawasan pertanian/perternakan di ujung jalan buntu, dipuncak gunung, hanya satu jalan mobil dan ibu-ibu lebih memilih jalan kaki ketimbang melihat jurang dari dalam mobil. Semua itu terbayar mahal dengan keindahan country sidenya. 

Mobil harus dibooking jauh-jauh hari, karena membutuhkan spek khusus, minibus dengan 9 seater dan kapasitas bagasi 9 koper. Perjalanan ini dimulai dan diakhiri dititik yang sama, "Rounded Eroupe in 6666 km", melewati 8 negara, 30 kota dan hampir 500km/hari.

Pertengahan 2016 kami mendarat di Frankfurt, tanpa drama kejadian mengkhawatirkanpun terjadi. Si Rendang masakan kebanggaan bangsa tertangkap petugas yang melakukan uji petik.

Investigasi dan perdebatan panjang berakhir sederhana, petugas melemparkannya ke dalam tong sampah. Ketika kami akan protes dia menawarkan pilihan mau didenda atau mengucapkan selamat tinggal kepada si rendang, tchussss..... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline