Lihat ke Halaman Asli

Tjhen Tha

Speed, smart and smile

Kado Anniversary

Diperbarui: 26 Februari 2021   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Throwback dua puluh lima tahun yang lalu, tak terasa bahtera rumah tangga sudah berlayar jauh ke tengah samudra, berbagai halang rintang terpaksa dihadapi mulai hujan badai dan gelombang untuk memastikan bahtera ini tetap berlayar.

Pada titik ini saatnya kita menoleh jauh ke belakang dan untuk merenung, mengambil hikmah perjalanan jauh yang telah dilalui sekedar menyeka keringat yang jatuh sebelum mulai lagi berjalan ke depan.

Merenung dan merefleksikan diri pada ungkapan kata-kata yang disabdakan oleh kekasih Sang Pencipta, "Orang-orang yang terbaik dari kamu adalah orang yang berbuat baik kepada keluarganya dan sesungguhnya aku adalah yang paling baik kepada keluarga."

Terbersit pertanyaan di dalam hati, apa saja yang sudah kulakukan untuk keluarga, adakah yang dapat dibanggakan pada hari perayaan Silver Anniversary.

Adakah kado yang layak dipersembahkan untuk keluarga tercinta sebagai pertanggung jawabanku kepada Nabi SAW pemimpin umat.

Berjalan pelan dengan langkah berat, tidak banyak hal-hal yang istimewa telah dilalui serta kurangnya ungkapan rasa syukur.

Sebagian besar hidup kami dihabiskan di Bekasi yang untuk orang Jakarta disebut planet lain karena mempunyai iklim yang berbeda.

Walaupun disebut Jatibening airnya selalu keruh terutama disaat banjir. Kalau didaerah lain dikenal musim buah-buahan, mangga, manggis atau duren, di tempat kami dikenal dengan musim banjir tahunan, setiap tahun terkesan mewah karena harus membeli kasur baru.

Pengalaman paling ngenes dan menyedihkan ketika memindahkan barang-barang saat banjir ketemu ijazah yang hanya tinggal fotonya.

Tidak semuanya jelek kalau bisa bersyukur dan menemukan keindahannya, lokasi rumah di situ paling strategis karena jarak ke kantor dibilangan ring satu Ibu kota hanya ketemu satu setopan lampu merah dan bisa ditempuh kurang dari duapuluh menit dan tentunya saat jam 2 pagi.

Sepanjang mengarungi biduk bersama maafkan kurangnya perkhidmatan ini, saya yang ndak suka memasak hanya membantu mencuci piring, malas bebersih dan menyapu hanya membantu mengepel, gak suka melipat dan setrika baju tapi bisa membantu mencucinya, gak suka merapikan tempat tidur tapi suka membersihkan kamar mandi. Akhirnya hidup ini lebih seperti roda gigi yang bertautan untuk saling bergerak pada satu tujuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline