Lihat ke Halaman Asli

Tjhen Tha

Speed, smart and smile

Batu Marjan

Diperbarui: 10 Oktober 2017   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MARJAN "Dia membiarkan dua laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu. Diantara keduanya ada batas yg tidak dilampaui masing-masingnya. Maka nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan Marjan."    (Qs. Ar Rahman19-22)

 Marjan adalah batu permata berwarna merah yang sangat terkenal, berasal dari dasar laut bersifat keras dan kering. Termasuk batu karang (coral) yang merupakan kombinasi unsur besi dan calsium carbonate.

 Dalam bahasa sangskirt di sebut Parwal, Coral dalam bahas Inggris, Basad dalam bahasa Persia, Coream, Sadhoupi dan Doram dalam Hindi. Dalam bahasa urdu di sebut Moonga dan Marjan.

 Sebagaimana umumnya batu permata berasal dari batu dan dalam tanah, akan tetapi batu Marjan berasal dari air. Layaknya seperti sangkar lebah yang terikat pada batuan didasar lautan dan tumbuh. Cabang-cabangnya tak daun dan tak bunga. Karang Marjan yang terbaik didapat dilautan sekitar Italia.

 Batu Marjan ini sangat dihargai dalam kepercayaan Hindu, dianggap sebagai batuan suci. Para wanitanya memakai perhiasan dari batu ini sebagai bagian dari keyakinan religi.

 Dalam Al-Qur'an batu Marjan disebutkan sebanyak dua kali dalam surat ar-Rahman pada ayat 22 dan 58.

 Pada rangkaian surat ar-Rahman ayat 19-22 mengisahkan tentang dua lautan yang bertemu walaupun tetap terpisah, darinya keluar batu Mutiara yang putih (lu'luk) dan batu Marjan yang merah, merupakan nikmat Allah SWT yang dianugerahkannya kepada umat manusia. Sebagian penafsir ayat ini mejelaskan kedua lautan itu mengacu kepada Syaidah Fatimah sa dan Imam Ali as, kemudian daripadanya lahirlah Imam Hasan as digambarkan sebagai batu yang putih dan Imam Husein as sebagai batu merah.

 Dari penafsiran seperti inilah peringatan acara "Suro" dibulan Muharam ditanah air sering diperingatan dengan menyediakan bubur putih dan bubur merah.

 Waulahua'lam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline