Lihat ke Halaman Asli

Tjhen Tha

Speed, smart and smile

Gesture Sang Peminta

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gesture"

Setiap pagi dalam perjalanan ke tempat kerja di flyover Sahardjo duduk seorang peminta ditengah median jalan diantara jalur arah casablanka dan arah kampung melayu.
Mengambil posisi duduk tasyahud akhir dalam sholat dengan kedua tangan tertangkup rsapat mengadah keatas layaknya berdoa meminta belas kasih pada Yang maha kasih.
Dengan bermunajad keatas dan memandang lurus kedepan, ia kesampingkan lalu lalangnya pengendara arah kp melayu ke casablanka yang dapat menjadikan perantaranya dengan sang Khalik.
Menarik 'Gesture" atau bahasa tubuh sang peminta yang unik untuk dicermati. Kesan "Sombong" seakan tidak meminta belas kasih kepada pengendara yang lalu lalang dan menghidar dari menatap dan kontak mata. Kesan "Kerendahan hati" dihadapan Tuhannya dengan kedua belah tapak tangan tertangkup rapat terngadah keatas dan badan membungkuk kedalam untuk sebuah permintaan sedikit dengan penuh kesungguhan. Inilah Gesture tubuh yang menyatukan dua arti sekaligus "Kesombongan dan Kerendahan hati", kesombongan dimata manusia dan kerendahan hati dimata Tuhannya.
Beberapa pengendara yang terjebak kemacetan berusaha memenuhi kewajibannnya untuk bersedekah namun mendapat kesulitan karena si penerima tidak dapat merespon dengan baik isyarat dari pemberi, beberapa kali duit yang diberikan jatuh bertebaran.
Terasa mengganggu bahasa tubuhnya yang terkesan "Sombong" kepada sesama yang akan memenuhi kewajiban terhadapnya, tapi juga ia mengingatkan kalo kita tidak pernah merasa terganggu oleh bahasa tubuh yang sombong ketika bersama yang Maha pengasih. Seringkali kita busungkan dada kita ke langit dengan membuka lebar kedua belah tangan untuk memohon permintaan yang banyak tanpa kesungguhan.

Tapi, biarlah seperti itu adanya, mungkin ia sedang melakukan perdangangan/transaksi dengan Tuhannya, setelah seharian/semaleman berjalan dengan "magnetic stick" dan sekarung hasilnya, mengumpulkan ranjau-ranjau paku yang ditebar disepanjang jalan untuk mencelakai para pengendara, kemudian saatnya ia meminta balas atas amalnya. Semoga Yang maha cepat balasannya mejawab seruan sang peminta itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline