[caption caption="Presiden Jokowi Sosok sederhana. /Dokpri "][/caption]
Pada tanggal 26 Juli 2015 saya pernah menulis artikel di Kompasiana dengan judul seperti di atas ( Selengkapnya silakan baca : di sini )
Hal yang penting yang perlu saya kutip lagi di artikel itu adalah :
"Pemerintahan baru menemukan ada 37 proyek pemerintah yang sudah mangkrak selama 3-4 tahun, berdasarkan perhitungan nilainya mencapai US$ 11 Milyar atau kurang lebih Rp 145 triliun (kurs Rp 13.300). ( Wow ..!! ) sebagai solusi Pemerintah dalam hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla berjanji akan menyelesaikan proyek tersebut (www.yogya.com, tanggal 25 Juli 2015), artinya bahwa untuk meneruskan proyek yang tidak direncanakan saja pemerintahan Jokowi perlu anggaran besar minimal Rp 145 trilyun, sekali lagi hanya untuk melanjutkan proyek yang mangkrak itu ..."
Setelah tulisan itu dibuat ternyata Presiden Jokowi benar-benar wara-wiri terus sampai sekarang (Woow) bayangkan beliau sudah 5 kali bolak balik meninjau jalan tol trans Sumatera, jalan tol yang 30 tahun direncanakan, sudah 4 kali bolak balik ke papua, kemarin balik lagi ke Bendungan Jatigede, beberapa kali meninjau terowongan LRT, malah 2 kali ke Amerika.
Beberapa orang memang mengklaim bahwa beberapa infrastruktur yang belum jadi telah dikerjakan atau direncanakan oleh presiden sebelum-sebelumnya namun mari kita lihat sesuai data, apakah dari mulai perencanaan sampai selesai masa tugasnya bangunan-bangunan itu selesai sesuai skedul ? Kalau iya saya kira tidak masalah seperti SBY menyelesaikan Jembatan Selat Madura yang dulu dicanangkan Presiden Megawati (apalagi ya ??). Namun kalau pekerjaan itu belum maka kewajiban penggantinya untuk meneruskan tinggal masalahnya adalah apakah pekerjaan itu memang perlu waktu atau meleset dari jadwal atau bahkan malah mandek ?? kalau sudah seperti ini maka presiden pengganti "ketiban pulung" wajib meneruskan dan Presiden Jokowi harus melanjutkan 37 proyek mangkrak yang senilai 145 Trilyun itu segera. Tugas berat yang menjadi tambahan kerja bagi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kala serta para menteri-menterinya karena berarti ada 2 pekerjaan yang HARUS diselesaikan dengan segera yaitu pekerjaan lama yang terbengkalai/belum jadi peninggalan presiden sebelumnya juga pekerjaan baru yang harus dilakukan sesuai janji-janji yang tertuang dalam Visi Misi.
Proyek Hambalang, adalah contoh pekerjaan lama yang harus disegerakan untuk menyelamatkan aset negara termasuk untuk mengurangi biaya pemeliharaan/pengeluaran yang tidak perlu yang dikeluarkan terus menerus sejak pembangunan terhenti, selain itu juga beberapa ruas jalan tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera juga beberapa proyek Jalan Kereta Api dan Proyek Jembatan besar termasuk di dalamnya. Sebagian besar kendalanya adalah masalah pembebasan lahan, perijinan juga masalah keuangan, kalau tidak segera dituntaskan maka harga tanah akan semakin naik dan akan semakin memperberat APBN, untuk mempercepat itu makanya kalau dulu ada istilah Ganti Rugi maka di era Jokowi sekarang menjadi Ganti Untung, bagaimana dengan rakyat yang tidak mau ? Pembangunan itu tidak lepas dari pengorbanan, rakyat harus mengorbankan harta bendanya untuk dibeli pemerintah demi kepentingan umum dengan harga yang lebih tinggi, bagi yang menolak hukum Indonesia masih memperbolehkan Uang Ganti Untung dititipkan di Pengadilan
Proyek yang baru yang sesuai dengan Visi Misi (Nawa Cita) sepertinya banyak yang bisa disebutkan seperti Transportasi massal di Ibu Kota untuk mengurangi kemacetan itulah makanya MRT/LRT/Kereta Cepat segera dilaksanakan pengerjaanya mengingat kembali kalau molor lagi akan terkendala pembebasan tanah dll, selanjutnya rencana memperkuat Indonesia menjadi negara maritim, pembelian kapal-kapal untuk Tol Laut dan juga untuk menjaga perairan Indonesia, pengembangan kawasan Indonesia Timur - yang ini dari dulu mungkin cuma diwacanakan saja- , membangun daerah perbatasan dengan negara tetangga, Pengembangan pariwisata sehingga bukan Bali saja yang dikenal, Program sejuta rumah (yang ini katanya sudah 700.000 an selesai), Program Indonesia menjadi negara layak Investasi, Program Revolusi Mental yang juga sangat penting dan lain lain...Uiihh... kadang saya salut sama Menteri PU Pera Bapak Basuki Hadimulyono dia bisa mengikuti gerak cepat Presiden Jokowi.
Kalau melihat kondisi sekarang Presiden Jokowi seharusnya tiap minggu menimang cucunya, menyanyikan lagu tidur (tentu bukan lagu Heavy Metal) tapi melihat komitmen beliau yang ingin menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan berdaulat sesegera mungkin menjadi hal yang ini beliau prioritaskan, beruntung saya pernah 3 tahun tinggal di sekitar kota Solo ketika beliau masih menjabat Walikota, saya yakin kalau melihat cara kerja Jokowi, beliau akan tetap wara-wiri mengecek ke lapangan melihat perkembangannya dan juga memutuskan segera ketika ada kendala.
Semoga Bapak Presiden Jokowi selalu diberi kesehatan dan kekuatan yang Prima dan selalu dalam lindunganNya. Aamiinn...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H