Karanganyar, 17 Desember 2024 -- Upaya mitigasi bencana terus diperkuat melalui pelatihan kesiapsiagaan darurat bagi masyarakat penerima risiko Bendungan Gondang. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Gempolan, Dusun Karanggandu, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi keadaan darurat.
Pelatihan ini dihadiri oleh Tri Waluyo, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Karanganyar, dan Zainul Mutaqin, Penyuluh Bencana BPBD, yang memberikan materi terkait tahapan kesiapsiagaan. Relawan Senkom Kecamatan Kerjo, Agus Trisulistiyono, turut berperan aktif mendukung program ini.
Tri Waluyo menjelaskan tiga tahapan utama kesiapsiagaan yang harus dipahami oleh masyarakat:
1. Kondisi Waspada (1-2): Tahap awal kesiapsiagaan di mana warga mulai menyiapkan barang-barang penting.
2. Kondisi Siaga: Masyarakat dan petugas meningkatkan koordinasi dan kesiapan lebih intensif.
3. Kondisi Awas: Evakuasi menuju titik aman dilakukan sesuai dengan rencana.
Tri menekankan pentingnya koordinasi antara masyarakat, BPBD, dan pengelola bendungan untuk memastikan keselamatan saat kondisi darurat terjadi. "Keselamatan bersama dapat terwujud jika semua pihak memiliki kesiapan yang baik," tegasnya.
Agus Trisulistiyono dari Senkom Kecamatan Kerjo menegaskan pentingnya peran relawan dalam pelatihan ini. "Kami berkomitmen mendukung kesiapsiagaan warga melalui edukasi yang tepat dan terstruktur. Kolaborasi ini sangat membantu masyarakat memahami peran mereka dalam mitigasi bencana," ujarnya.
Agus juga menyoroti apresiasi terhadap BPBD dan masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan ini. Menurutnya, pemahaman yang baik tentang tahapan kesiapsiagaan akan memperkuat ketahanan warga terhadap risiko bencana.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Review Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Gondang. Dengan adanya sinergi antara warga, BPBD, dan relawan, kesiapsiagaan masyarakat di sekitar Bendungan Gondang diharapkan semakin kuat.
Kegiatan ini diakhiri dengan simulasi evakuasi yang melibatkan semua peserta. Warga diarahkan untuk bergerak menuju titik kumpul dengan membawa dokumen penting, makanan, serta barang berharga lainnya.
Melalui program ini, masyarakat mendapatkan bekal yang jelas dan praktis tentang cara menghadapi situasi darurat, sehingga risiko dampak bencana dapat diminimalkan secara efektif.(Gh/Tjatra)