Lihat ke Halaman Asli

Tjahjono Widarmanto

Penulis dan praktisi pendidikan

Yang Tersisa di Secangkir Kopi

Diperbarui: 10 Januari 2021   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

masih tersisa senyum dan ragu yang hambar

: sejarah selalu merayap pelan untuk dilupakan.

semalam, sehabis melarutkan malam dengan secangkir kopi

kita tak sempat berdoa agar aroma kopi bisa mengusir sepi

semalaman, kita menuduh kalender tak lagi peduli

: persis puisi pucat yang kabur dari wilayah bahasa.

secangkir kopi dan kita

saling mengintai siapa

lebih dahulu mematikan lampu

menipu cahaya menilap waktu

sebab kita adalah sepasang khianat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline