Lihat ke Halaman Asli

Tjahjono Widarmanto

Penulis dan praktisi pendidikan

Lelaki di Perempatan (2)

Diperbarui: 30 September 2020   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lelaki itu masih saja berdiri di perempatan jalan dengan berlembar kertas dan potlot tak lagi runcing ujungnya

: kalimat-kalimat harus kembali disakralkan. yang tajam, lirih, lantang dan lembut 

jangan lagi dideklamasikan atau jadi sesorah. 

kalimat dan frase-frase harus ditimbang ulang. 

harus ditandai mana reklame mana prasasti, 

mana yang bemakna atau sekedar asap membumbung 

berbusa di meja-meja parlemen dan berputaran di panggung kampanye  

atau jadi kecupak lipstik  di televisi-televisi

lelaki itu masih harus tetap berada di perempatan jalan,  

sebab harus ada yang menatap apa yang ada di balik ujung, 

 karena kata yang lepas dari aksara masih harus diwaspadai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline