lentera-lentera telah dipadamkan, kunang-kunang susupkan cahayanya di mantel warna abu-abu
sebaris puisi ditulis seperti ratapan penjaga mercusuar menangkap kabar celaka: tak ada yang kembali ke dermaga ini.tak ada yang kangen pada cucu-cucunya!
langit sekejap menatap awan yang mengeriput seperti kulit jeruk yang kisut.hanya ada bayang-bayang serombongan orang memanggul koper dan goni, pelupuk mata mereka menyimpan kata-kata yang takluk pada takdir.