Lihat ke Halaman Asli

Tjahjono Widarmanto

Penulis dan praktisi pendidikan

Selintas tentang Diksi dalam Puisi

Diperbarui: 26 September 2020   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Diksi adalah seleksi atau pemilihan kata-kata yang dilakukan penyair untuk mengekspresikan ide, suasana hati, perasaan atau gagasan yang bergejolak dalam hatinya (Sayuti, 2008:143). Diksi merupakan perangkat utama dalam menulis puisi. Diksilah esensi menulis puisi. Pilihan kata yang cermat dan tepat diperlukan untuk mewakili perasaan dan ekspresi jiwa setepat-tepatnya sekaligus menghidupkan. Diksi dapat terwujud dalam bentuk penggunaan majas, simbol, metafora, dan imaji

Diksi yang dipilih penyair menjadi ciri khas pengucapan yang bersifat pribadi dan inkonvensional. Ada penyair yang lebih suka memilih diksi berupa kata dasar, ada yang lebih suka menggunakan kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis. Semua diksi selalu berorientasi pada kepentingan pengucapan ekspresi dan pencapaian estetika. Diksi diharapkan dapat memberikan aspekk sugestif pada pembacannya . Mari kita simak puisi Toto Sudarto bachtiar yang berdiksi sederhana, indah, menampilkan suasana sendu dan sarat pesan:

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur, sayang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline