Lihat ke Halaman Asli

Prinz Tiyo

I just don't like the odds.

Usaha Transformasi Mewujudkan World-Class Universities (WCU)

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13101252831886210671

[caption id="attachment_118725" align="alignnone" width="640" caption="Ilustrasi (disunting dari THES.com)"][/caption] Untuk mencapai cita-cita menjadi universitas kelas dunia (world-class universities/WCU), sebuah perguruan tinggi memerlukan transformasi dari keadaan yang saat ini ada menuju keadaan yang sesuai dengan kriteria ideal sebuah WCU. Transformasi yang kelak dilakukan akan dipengaruhi oleh dua faktor: 1) faktor eksternal, yakni peran pemerintah, dan 2) faktor internal, yakni kemampuan perguruan tinggi di dalam melakukan perubahan. Pemerintah diyakini sebagai pihak yang meiliki peran lebih nyata pada perkembangan pendidikan tinggi zaman sekarang. Hal ini berbeda dari situasi masa lalu, misalnya ketika beberapa universitas terkemuka di Amerika Serikat membentuk sebuah komunitas perguruan tinggi elite bernama Ivy League. Keterlibatan pemerintah di dalam mendukung pembentukan WCU diperlukan sebagai penyumbang kelancaran kegiatan agar WCU dapat terwujud. Namun, bukan berarti pemerintah bebas untuk melakukan intervensi. Pihak universitas tetap memiliki otonomi untuk mengelola organisasinya sendiri dan menetapkan serta menjalankan visi dan misinya. Pemerintah diperlukan mengingat kedudukannya sebagai pemegang dan pembuat kebijakan, termasuk diantaranya kebijakan finansial. Semakin hari, biaya untuk membentuk sebuah perguruan tinggi bertaraf internasional semakin mahal. Universitas sendiri tidak akan mampu menjalani perbaikan tanpa adanya peran yang signifikan dari pemerintah, yang karena kedudukannya menjadi faktor penentu kebijakan pada sebuah negara, tempat universitas tersebut berada. Terkait dengan peran pemerintah tersebut, terdapat 3 (tiga) jenis pendekatan yang harus digunakan guna mencapai cita-cita menjadi WCU (lihat Gambar 1). Gambar 1: Pendekatan Strategis menuju World-Class Universities

[caption id="attachment_118728" align="alignnone" width="567" caption="Sumber: diolah oleh Tiyo Widod, 2011"]

131012548696844680

[/caption] Penjelasan: - Picking winners. Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dan perluasan (upgrading) beberapa universitas yang telah ada yang dinilai memiliki potensi untuk ikut bersaing di arena internasional. - Hybrid formula. Pemerintah mendorong sejumlah perguruan tinggi yang telah ada untuk melakukan merger atau transformasi sehingga terbentuk universitas baru yang sesuai dengan kriteria WCU. - Clean-slate approach. Pemerintah mendirikan universitas baru mulai dari awal. Tiga pendekatan tersebut di atas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan dapat dicari dari dimensi-dimensi seperti 1) kemampuan untuk menarik minat bakat; 2) biaya; 3) tata kelola (governance); 4) budaya institusi; dan 5) manajemen perubahan. Tabel 1: Perbandingan Pendekatan Strategis menuju World-Class Universities [caption id="attachment_118727" align="alignnone" width="647" caption="Sumber: Jamil Salmi (2011)"]

13101254361111968838

[/caption] Transformasi di sini mengandung maksud usaha untuk menyesuaikan keadaan di dalam universitas dengan keadaan yang menjadi tuntutan yang umum berlaku bagi WCU. Dari tabel dapat kita amati kelebihan dan kekurangan tiap pendekatan. Sebagai misal, jika pendekatan yang diambil adalah melakukan "upgrade", maka kemungkinan untuk terjadi perubahan sangat kecil mengingat budaya organisasi atau institusi pada universitas telah lama berlangsung dan biasanya akan resisten terhadap perubahan. Sedangkan pendirian universitas baru memerlukan kerja keras untuk membuat universitas tersebut dikenal dan mendapatkan pengakuan dari banyak pihak, khususnya dalam skala global. Pendekatan "merger", yang boleh kita sebut sebagai pendekatan antara kedua strategi yang lain, nampaknya dapat digunakan untuk membantu universitas di dalam menuju status WCU. Akan tetapi, perlu ada koordinasi karena di dalam "merger" akan terdapat dua atau lebih institusi dengan budaya yang berbeda-beda. Ketiga pendekatan strategis di atas tidak ada yang bersifat absolut, di mana satu pendekatan lebih baik dibandingkan pendekatan yang lain. Maka dari itu, sebelum melangkah menuju pembentukan sebuah WCU, pemerintah sebagai kontributor eksternal perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: 1. Mengapa sebuah negara memerlukan WCU? Apakah alasan ekonomi yang mendasarinya dan nilai tambah (added value) yang akan diperoleh dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari universitas yang telah ada saat ini? 2. Berapa banyakkah jumlah WCU yang diinginkan dan berapa banyakkah yang mampu diarahkan menuju WCU ditinjau dari manfaatnya bagi investasi sektor publik? 3. Apakah visi yang dimiliki oleh universitas? Bidang apakah yang menjadi spesialisasinya? 4. Strategi manakah yang paling tepat untuk diterapkan: upgrade, merger, atau membangun universitas baru? 5. Bagaimanakah bentuk proses seleksi dan artikulasi antara universitas baru dan universitas yang telah ada saat ini? 6. Bagaimanakah hubungan seleksi dan artikulasi antara universitas baru dan universitas yang telah ada saat ini? 7. Bagaimanakah cara membiayai transformasi? Anggaran apa sajakah yang harus dipergunakan dari pemerintah? Anggaran apa sajakah yang harus diperoleh dari sektor swasta? Insentif apa sajakah yang harus ditawarkan (contoh, hibah lahan dan kelonggaran pajak)? 8. Tata kelola apa sajakah yang harus dijalankan guna fasilitasi transformasi dan mendukung praktek-praktek pengelolaan yang tepat dan benar? 9. Sejauh manakah tingkat otonomi dan bentuk akuntabilitas yang sesuai untuk diterapkan? 10. Peran apa sajakah yang akan dipegang oleh pemerintah di dalam proses tersebut? 11. Bagaimanakah cara universitas membentuk kepemimpinan yang terbaik? 12. Apa sajakah yang menjadi pernyataan visi dan misi universitas, dan sasaran apa sajakah yang hendak dicapai oleh universitas? 13. Di dalam bidang (bidang-bidang) apa sajakah yang ingin diprioritasikan oleh universitas di dalam menyelenggarakan kegiatan pengajaran dan riset? 14. Populasi yang mana sajakah yang menjadi target perekrutan mahasiswa? 15. Apa sajakah yang menjadi sasaran itnernasionalisasi yang perlu dicapai oleh universitas (terkait dengan dimensi fakultas, mahasiswa, program studi, dan sebagainya)? 16. Bagaimanakah cara mengukur tingkat keberhasilan universitas? Cara apakah yang digunakan oleh universitas untuk sistem pengawasan, indikator hasil, dan mekanisme akuntabilitas? 17. Bagaimana cara universitas untuk membiayai tuntutan kualitas? Sumber: Salmi, Jamil & Nian Cai Liu. 2011. "Path to a Transformation", dalam Global Perspective on Higher Education, Vol. 3, "Paths to A World-Class University", editor Nian Cai Liu, Qi Wang & Ying Chen. Rotterdam, Belanda: Sense Publishers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline